12 Pelajar Aceh Raih Empat Medali di Kompetisi Riset Inovatif Internasional

Salah satu grup peraih medali dari SMA Fatih Bilingual School dalam kompetisi  Innovative Research Exhibition (IReX) di Malaysia. Foto: ist.
Salah satu grup peraih medali dari SMA Fatih Bilingual School dalam kompetisi Innovative Research Exhibition (IReX) di Malaysia. Foto: ist.

Sebanyak 12 pelajar dari Aceh meraih medali di kompetisi Innovative Research Exhibition (IReX) Postgraduate Students Association of Institute System Biology, Universiti Kebangsaan Malaysia (PSAI), di Kuala Lumpur.


Mereka merupakan pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Fatih Bilingual School (FBS) Banda Aceh yang terdiri dari empat grup. Kepala SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh, Biadelma Nanda Illiandi alias Bia, bersyukur atas raihan anak-anak didiknya.

“Projek Fatih Bilingual School atau yang dikenal dengan Tim InoFatih masing-masing dapat meraih medali perak dalam ajang iRex di Kuala Lumpur, Malaysia,” kata Bia, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 27 Mei 2023.

Bia menyebutkan, kompetisi internasional tersebut diikuti 59 tim finalis level SMP/SMA dan Pre-University/College dari Malaysia, Indonesia, dan Perancis. Para peserta melakukan presentasi hasil penelitian di hadapan Dewan Juri.

Alhasil, kata dia, Malaysia keluar sebagai juara umum. Disusul Indonesia sebagai juara dua yang diwakili siswa SMA Fatih Banda Aceh, dan Prancis di posisi tiga.

Bia menjelaskan, dari Indonesia selain dari Aceh, ada juga peserta dari daerah lain. Namun hanya perwakilan dari Aceh yang mendapat medali yaitu empat grup peneliti dari InoFatih.

“Ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan bagi kami selaku pihak sekolah," kata dia. "Di mana mereka menutut ilmu secara khusus dan tentunya mereka telah mengharumkan nama Indonesia di kompetisi tingkat internasional."

Bia menyebutkan, empat grup yang meraih medali perak tersebut memaparkan project masing-masing yang sudah lolos seleksi penyenggara. Dari 100-an yang mendaftar seluruh dunia, hanya 59 grup yang masuk babak final untuk tampil di Malaysia.

Grup pertama dengan Project Bata-Kreueng beraggotakan Muhammad Caesar Zia Bawana, Omar Tamzil, dan Muhammad Ghufron Almaruzi. Penelitian mereka memanfaatkan penggunaan cangkang kerang hijau dan ampas tebu yang dihaluskan sebagai alternatif dari bata merah, untuk mengurangi kadar Radon dan eco isolator.

Grup kedua dengan Project ROCOBU beranggotakan Dimas Arya Arkana, Khalil Ghibran dan Muhammad Yasya. Mereka menemukan Alternatif Rockwool dengan memanfaatkan campuran cocopeat dan tebu untuk menghemat biaya produksi dan lebih banyak menyerap air.

Grup ketiga dengan Project SEATOFU yaitu penggunaan ampas tahu dan lamun untuk mengurangi efek negatif rumah kaca (gas metana dari limbah gas hewan ternak). Mereka beranggotakan Yusuf Raihan, T. Atha Salafy dan Althaf Anayatullah Asnawi.

Terakhir grup empat beranggotakan Ihsan Hidayatullah, Muhammad Zawil Wafa Al-Hafiz dan Muhammad Sudaish Al-Hafiz. Mereka memaparkan Project MSL-Multi Soil Layering yaitu temuan untuk memfiltrasi limbah laundry untuk mengurangi kadar surfaktan dan fosfat. Soil Layering-Perlite, kerikil, dan MSL block (campuran lumpur dan tanah mengandung belerang).

Bia menambahkan, ke-12 siswa Fatih tersebut sebelumnya telah menjuarai kompetisi serupa di tingkat lokal di Aceh. Hal itu menjadi syarat utama agar bisa diterima di ajang IReX 2023.

Tim InoFatih sendiri sudah menggodok persiapan menuju IReX 2023 dari enam bulan lalu, yang didampingi oleh guru mereka di Fatih Banda Aceh yaitu  Nabila Humaira, Zahrina Shalhandan, dan Adib Gani Sila Nurcahya.