174 Pengungsi Rohingya Bersiap Dipindahkan ke Sigli

Sejumlah pengungsi Rohingya yang terdampar di Pidie, Aceh. Foto: ist.
Sejumlah pengungsi Rohingya yang terdampar di Pidie, Aceh. Foto: ist.

Pemerintah Kabupaten Pidie akan memindahkan sebanyak 174 orang Imigran Rohingya ke tempat penampungan sementara di Kota Sigli. Pengungsi Rohingya ini sebelumnya terdampar di perairan Ujong Pie, Muara Tiga, lalu di tampung sementara di SMP setempat.


Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pidie, Muslim Yusuf, mengatakan Imigran asal Myanmar itu bakal segera direlokasikan ke SMP Blangpaseh lantaran proses belajar mengajar di SMP Muara Tiga akan kembali aktif.

“Para pengungsi akan dipindahkan ke Blangpaseh Kota Sigli yang direncanakan pada awal Januari 2023 dikarenakan SMP Muara Tiga akan segera aktif proses belajar mengajar seperti biasa,” kata Muslim kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat, 30 Desember 2022.

Muslim menyebutkan, hingga saat ini pemerintah daerah sudah menyediakan dapur umum dan gudang untuk menampung berbagai bantuan untuk pengungsi Rohingya disana. 

Dia mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie siap menampung pengungsi Rohingya, namun jika dimungkinkan Imigran Myanmar itu dapat segera dikembalikan ke daerah asal. 

"Kami sudah menyiapkan dapur umum dan bantuan dari masyarakat sudah diberikan ke panitia sebagai stok simpanan,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihak-pihak terkait terus melakukan pemantauan kesehatan bagi para pengungsi. Dari ratusan pengungsi yang terdampar itu, sebagiannya mengalami sakit.

"Muntah, demam, tetanus, dan gatal menjadi keluhan sakit yang diderita oleh sejumlah anak dan pengungsi Rohingya," ujarnya. 

Sebelumnya, sebanyak 174 pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Ujoeng Pie, Muara Tiga, Kabupaten Pidie, yang saat ini ditampung di SMP 2 Muara Tiga. Imigran Rohingya ini mendarat pada Senin, 26 Desember 2022.

Usai ditolong warga, para "manusia perahu" ini ditampung sementara di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Muara Tiga, Kabupaten Pidie. Saat mendarat, mereka dalam keadaan lemas karena lama terkatung-katung di laut.

Pemerintah dan masyarakat sekitar memberikan berbagai bantuan berupa kebutuhan pokok seperti pakaian, makanan, serta bantuan medis, obat-obatan, juga menyediakan fasilitas selama proses penampungan.