18 Tahun Tsunami Aceh, Sejumlah Warga Berdoa di Kuburan Massal Ulee Lheue 

Sejumlah warga sedang berdoa di kuburan massal Ulee Lheue. Foto: Merza/RMOLAceh.
Sejumlah warga sedang berdoa di kuburan massal Ulee Lheue. Foto: Merza/RMOLAceh.

Ratusan warga memadati kuburan massal Ulee Lheue yang terletak di  Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. Di lokasi tersebut mereka mengelar doa dan zikir bersama untuk keluarga yang menjadi korban Tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.


Dari pantauan Kantor Berita RMOLAceh, di sekitar lokasi terlihat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terlihat duduk memadati lokasi kuburan massal. Beberapa orang penziarah bahkan terlihat menangis meneteskan air mata, sembari membaca doa dan zikir mengingat sanak saudara yang hilang dalam musibah Tsunami.

Mira, salah seorang pengunjung warga Desa Punge Jurong, Kecamatan Meuraxa,  mengatakan, dia bersama keluarga selalu mendatangi kuburan massal setiap peringatan musibah Tsunami. Ziarah yang mereka lakukan sudah menjadi agenda rutin tiap tahunnya. 

Menurut Mira, Tidak hanya mengunjungi kuburan massal yang ada di Ulee Lheuh dirinya bersama keluarga juga berdoa dan berzikir ke kuburan massal yang ada di Siron, Kabupaten Aceh Besar.

"Memang sudah menjadi agenda rutin kita setiap tahunnya pertama ke sini dulu terus nanti baru ke Siron, karena saya yakin keluarga saya dikubur di dua kuburan massal itu," kata Mira kepada Kantor Berita RMOLAceh,Senin, 26 Desember 2022.

Mira menceritakan bahwa Tsunami 2004 silam telah menghantam rumah dan beserta 17 orang keluarga besarnya. Saat ini dirinya hanya bisa memanjatkan doa untuk sanak dan saudara agar diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

"Ramai saudara yang kena Tsunami, ada kakak, abang, adek, nenek dan kalau dihitung ada sebanyak 17 orang. Kalau diceritakan memang sedih sekali," tutur Mira.

Sementara itu salah seorang warga lain yang mengaku berasal dari wilayah Banda Aceh juga menyebutkan bahwa dirinya juga selalu berkunjung ke kuburan massal tiap tahun, meskipun tidak ada keluarga maupun saudara yang diterjang Tsunami.

"Tidak ada keluarga atau saudara cuma saya memang setiap tahun sekali kesini berdoa untuk orang-orang yang telah ditinggalkan," ujar warga yang tidak ingin menyebutkan namanya.

Sementara itu, Kapolsek Ulee Lheue, Ipda Hendra Syahputra mengatakan dalam doa dan zikir bersama hari ini, sejumlah warga masih terlihat bersedih, walaupun ada beberapa diantara mereka yang mulai bangkit dari keterpurukannya.

"Ada beberapa mereka yang bersedih ditinggal sanak dan saudara, ada yang bangkit menerima keadaan seperti ini, ini musibah terjadi ke kita pada masyarakat," ujar Hendra.