465 Bencana Alam Terjadi di Aceh Sepanjang 2021

Ilustrasi bencana alam. Foto: net
Ilustrasi bencana alam. Foto: net

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 465 bencana alam terjadi di Aceh sepanjang tahun 2021. Korban jiwa sebanyak tiga orang dan 29.643 KK atau 100.868 jiwa terdampak. 


"Tiga orang meninggal dunia, satu orang hilang, lima orang luka-luka," kata Kepala Pelaksana BPBA, Ilyas dalam keterangan tertulis, Sabtu, 4 September 2021.

Ilyas menyebutkan jumlah pengungsi akibat bencana itu sebanyak 8.134 orang dengan 3.201 rumah terdampak. Kerugiannya mencapai Rp 165 miliar.

Ilyas mengatakan kebakaran pemukiman paling banyak terjadi sepanjang 2021. Yakni, 205 kali. Kerugian mencapai Rp 77 miliar.

Kebakaran hutan dan lahan  terjadi sebanyak 86 kali menghanguskan 296 hektar lahan. Angin puting beliung terjadi sebanyak 64 kali merusak 261 rumah warga dengan total kerugian Rp 11 miliar.

Banjir terjadi 67 kali, sebanyak 2.228 rumah terdampak dan satu tanggul rusak. Banjir bandang terjadi 4 kali, merendam 272 rumah dengan kerugian Rp 2,6 miliar. Banjir dan longsor terjadi sembilan kali dengan merendam 89 rumah dengan kerugian mencapai Rp 13,2 miliar.

Banjir ROB terjadi du kali, merusak 29 rumah di Lhokseumawe dan Aceh Timur. Abrasi dari bulan Januari-Agustus sebanyak empat kali kejadian, merusak lima rumah dengan kerugian Rp 1,2 miliar.

Pada tanggal 27 Juni lalu, terjadi bencana kegagalan teknologi di Desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur diduga keracunan gas dari PT. Medco. Sebanyak 531 jiwa dari 112 KK terdampak. Mereka terpaksa mengungsi sementara di Kantor Camat Banda Alam.

Semua bencana juga berdampak pada 15 sarana pendidikan, sarana kesehatan, sembilan sarana pemerintahan, 10 sarana ibadah, 133 ruko, enam jembatan, enam tanggul dan 209 meter badan jalan akibat banjir dan longsor.

Ilyas mengatakan intensitas kejadian bencana dari tahun 2021 mengalami penurunan jumlah kejadian dari tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Agustus tahun 2020, jumlah kejadian bencana mencapai 641 kali. Sedangkan di tahun 2021 terjadi hanya 465 kali kejadian.

Kebakaran hutan dan lahan, kata Ilyas, juga mengalami penurunan. Pada tahun  Januari-Agustus 2020 mencapai 197 kali kejadian. Pada tahun 2021 hanya terjadi 86 kali.

“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana. Supaya jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun," kata Ilyas.

Ilyas mengharapkan dalam upaya pengurangan risiko bencana, perlu diwujudkan langkah pemberdayaan masyarakat. Fokusnya pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian, perencanaan, pengorganisasian, serta aksi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

"Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat atau komunitas yang mampu mengelola lingkungan dan mengurangi risiko bencana, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh," kata Ilyas.