Aa' Kumis Yang Selalu Merindukan Aceh

Dedi Rusmana. Foto: dokumentasi pribadi.
Dedi Rusmana. Foto: dokumentasi pribadi.

Dedi Rusmana alias Aa’ Kumis mengaku sangat bersyukur sesampainya di rumahnya di Bandung, Jawa Barat. Dia baru saja menyelesaikan perjalanan panjang, lebih dari 2.600 kilometer, dari Banda Aceh ke Bandung. 


"Mulai perjalanan dari Banda Aeh 23 Oktober 2021. Alhamdulillah sekarang sampai di tujuan.  Bisa ketemu orang tua, anak-anak dan kerabat," kata Dedi kepada Kantor Berita RMOLAceh lewat sambungan telepon, Ahad, 21 November 2021.

Dedi datang ke Banda Aceh pada 2007 dengan mengendarai vespa Bandung. Dia mengaku betah dan cocok dengan kehidupan di Aceh. Perjalanan Banda Aceh-Bandung dilakukannya 6 kali. Dia meninggalkan keluarganya di Bandung untuk mencari penghidupan di Aceh.

Dedi adalah seniman yang menguasai bidang landskip, dekorasi dan tanaman. Dia pernah bekerja di Fatih Bilingual School lebih dari dua tahun. Dia juga pernah mendekorasi kantor Badan Perencanaan Pembangunan Aceh. 

Pengalaman itu membawa Dedi merawat tanaman di kantor Gubernur Aceh. Dia juga diajak untuk mengajarkan tanaman rumah kepada masyarakat. Dia tercatat sebagai pengurus sebuah paguyuban orang-orang Sunda di Banda Aceh, Parasunda.

"Alhamdulillah, orang-orang Aceh baik-baik. Selama di Aceh tidak pernah kontrak rumah,” kata Dedi. 

Dedi, mengatakan perjalanan ke Bandung dilalui dengan aman. Setiap waktu salat, dia mampir ke masjid di jalur perlintasannya. Banyak orang yang bertanya-tanya tentang dirinya. Di antara para jamaah salat banyak yang menawarkan makanan dan uang. Mereka bersimpati kepada Dedi.

Tak hanya jamaah di masjid, Dedi juga ditunggu rekan-rekan komunitas vespa di sejumlah kota. Penyambutan ini adalah budaya solidaritas yang menjadi ciri khas. Dedi menganggap Vespa sebagai pemersatu bangsa, selain burung garuda. Di atas Vespa, semua orang sama. 

“Mulai dari orang miskin sampai orang paling kaya ada di Vespa itu. Orang tidak sekolah sampai orang terpelajar ada juga. Agama pun berbeda-beda tapi tetap bersatu di Vespa itu," kata Dedi.

Dedi mengaku akan kembali ke Aceh. Dia mengatakan hidup di Aceh menumbuhkan kedamaian dalam hatinya. Lautan bersih, penduduk yang ramah, lingkungan yang sehat, dan syariat Islam menjadikan Aceh tempat yang spesial di hati Dedi. 

"Pokoknya kalau di Aceh apapun cerita bagaimana kitanya. Kalau kita baik, ya alhamdulillah baik," kata Dedi.

Kepada para pecinta touring, Dedi berpesan agar mereka menyiapkan kendaraan dan mental sebaik-baiknya. Dia berharap mereka yang melakukan touring tidak jadi pengemis di jalan. 

“Kalau memang kehabisan dana, tolong koordinasi baik-baik sama-sama komunitas. Apa nanti dikasih pekerjaan atau apalah. Intinya tergantung sama kita," kata Dedi.

Saat ini, Dedi hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluarga yang lama dirindukannya. Setelah semua kerinduan itu terbayar, dia segera kembali ke Aceh. Dedi mengaku memiliki satu kerjaan yang belum tuntas di untuk mengajarkan santri di daerah Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, beternak bebek dan menanam pohon kayu putih.