Aceh di Mata Teroris

Ilustrasi. Foto: Net.
Ilustrasi. Foto: Net.

Pengamat terorisme, Al Chaidar, menyebutkan Aceh merupakan titik tolak bagi teroris untuk menguasai Indonesia. Tak heran jika kelompok Jemaah Islamiyah (JI) dan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menargetkan wilayah Serambi Mekkah.


“Aceh bisa jadi lumbung teroris,” kata Al Chaidar, kepada Kantor Berita RMOL Aceh, Sabtu, 6 Agustus 2022.

Alasan kelompok teroris memilih Aceh, kata Al Chaidar, mereka akan mudah melarikan diri. Sebab Aceh berada di ujung barat wilayah Indonesia. Dekat dengan Malaysia, Thailand, dan negara jiran lainnya.

"Terutama Jemaah Islamiyah itu membutuhkan sekali lokasi yang memudahkan mereka,” sebutnya.

Menurut Al Chaidar, JI dan JAD atau ISIS mengincar Aceh juga karena dianggap wilayah yang paling unik. Bahkan, sangat nyaman untuk memulai pergerakan.

“Karena Aceh dapat berlaku dua hukum. Hukum positif dengan hukum syariat Islam,” kata Al Chaidar. “Bahkan ada hukum adat lagi, dan ada hubungan-hubungan Internasional yang istimewa untuk Aceh.”

Al Chaidar menilai, mereka berharap Aceh jadi wilayah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sementara JAD atau ISIS, kata dia, berharap Aceh menjadi daerah transit.

Menurut Al Chaidar, JI berencana menjadikan Aceh hanya sebagai daerah basis untuk mencari uang (dana). Hingga memindahkan orang-orang dari Indonesia lewat Aceh ke berbagai kantor-kantor JI yang ada di luar negeri.

Sementara JAD atau ISIS, kata dia, menjadikan Aceh sebagai daerah yang akan diserang. Mereka juga mencari dana dan anggota baru.

“Dan juga untuk mereka bisa dengan mudah pergi ke Suriah melalui Malaysia,” sebut Al Chaidar.

Artinya, JI sudah jelas menargetkan pendanaan. Al Chaidar menyebutkan, sumber dana JI hanya berasal dari Indonesia dan Jepang. “Mereka bersedia menyatakan tidak akan menyerang negara ini, Indonesia, Jepang dan Malaysia,” ujar Al Chaidar.

Sedangkan JAD atau ISIS targetnya menyerang. Di samping itu, kata Al Chaidar, mereka juga merekrut anggota. Lalu, mengambil uang.

“Saya kira memang agak serampangan kalau JAD itu,” kata Chaidar. “Kalau JI tidak, JI lebih terukur dan lebih strategis dalam bergeraknya.”

Menurut Al Chaidar, kelompok JI, JAD atau ISIS lebih baik menjadi Taliban ketimbang Al Qaeda. Karena Taliban terlihat terang menyerang pimpinan negara Afghanistan.

“Mereka kemudian dengan revolusi berhasil merebut kekuasaan dan memberangus demokrasi dan memberlakukan nomokrasi,” kata Al Chaidar. “Harusnya, perjuangannya seperti itu. Jadi jangan sampai perjuangan yang menjadi teroris. Menjadi Teroris dalam artian menyerangnya orang sipil.”

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror menangkap Koordinator Teroris Wilayah Aceh Jaringan Jemaah Islamiyah (JI) berinisial ISA (37) di Kantor Desa Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu, 3 Agustus 2022.

Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Winardy membenarkan adanya penangkapan satu terduga teroris yang merupakan Qoid Korda Wilayah Aceh jaringan Jemaah Islamiyah. Hal tersebut sebagaimana laporan yang diterima dari Kasatgaswil Aceh Densus 88 Anti Teroris

Dalam struktur JI, kata Winardy, ISA menjabat sebagai Korda Aceh. Di samping itu dia juga Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Sumbagut Wilayah Aceh Tamiang dari tahun 2010 sampai sekarang.

Selain itu, kata Winardy, ISA pernah mengikuti Turba FKPP Sumatera Utara-Aceh yang disabotase dengan pelatihan guru pesantren di Villa Gundaling, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, tahun 2010-2011.

"Teroris yang ditangkap ini merupakan koordinator dan memiliki peran penting dalam struktur JI. Saat ini dia diamankan ke Rutan Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan intensif," kata Winardy.

Wunardy menyebutkan, dengan ditangkapnya ISA, maka total terduga teroris yang sudah diamankan dari berbagai wilayah di Aceh adalah 15 orang, baik kelompok Jemaah Islamiyah maupun Jemaah Anshorut Daulah (JAD).

Dengan rincian, yaitu: Kabupaten Aceh Tamiang 10 orang, yaitu DN (JI), SY (JI), JU (JI), RS (JI), FE  (JI), ES (JI), RU (JI), MU alias AL (JI), A alias S alias E (JI), dan terakhir adalah ISA (JI) yang merupakan Koodinator Wilayah Aceh. Kemudian, yang ditangkap di Banda Aceh adalah AK (JI) dan MR (JAD), selanjutnya di Bireuen MH (JI), Aceh Utara MS (JAD), dan Langsa MA (JI).

"Jumlah seluruhnya teroris yang telah ditangkap adalah 15 orang, yaitu 13 orang kelompok JI dan dua orang kelompok JAD," kata Winardy.