Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyebutkan bahwa Provinsi Aceh memiliki sejarah sangat penting yang tidak bisa dihindari, baik secara politik maupun secara geografis. Dia melihat, di masa yang akan datang, peran dan posisi Aceh tidak akan berkurang.
- Fahri Hamzah: Indonesia Butuh Sosok Pemimpin yang Paham Aceh dan Papua
- Gelora Aceh: Prabowo dan Anis Punya Gagasan Sama
- Menang Telak Lawan Singapura, Pelatih: Jangan Beri Pujian Berlebih
Baca Juga
"Dan malah terus bertambah," kata Fahri Hamzah dalam acara Ngobrol Opini Terkini (Ngopi) GPS di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Ahad, 17 Sepetember 2023.
Fahri mengatakan, dirinya juga melihat Aceh secara lebih besar. Selain itu, peran tokoh daerah untuk mengembalikan jiwa dari otonomi, harus dilakukan secara masif.
"Maka itu, saya juga melihat ada kencendurungan para pejabat di Jakarta kurang perhatian terhadap kekuatan daerah," ujarnya.
Menurut Fahri, Indonesia pernah menjadi negara liberal dengan konsep lebih sekedar otonomi. Akan tetapi tidak pernah diteruskan dan jiwa otonomi tidak mungkin dikabulkan di Indonesia.
"Jadi itu adalah pikiran-pikiran yang sudah ada di dalam konsitusi kita tinggal dipertahankan. Memang ada masalah, karena elit kita yang mengerti konsitusi tidak banyak," sebutnya.
Di samping itu, Fahri menyebutkan Aceh mempunyai tradisi hidup beragama paling tua di Indonesia, dibandingan dengan provinsi lain. Bahkan, agama memiliki peran sentral dalam kehidupan.
Diskusi Ngobrol Opini Terkini (Ngopi) GPS selain diisi oleh Fahri Hamzah juga diisi mantan Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Sofyan Dawood serta dipandu oleh mantan Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Akmal Abzal. Selain itu terlihat hadir mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.
- DJPb Sebut Realisasi Belanja Negara di Aceh Capai Rp 28,2 Triliun
- Fahri Hamzah: Indonesia Butuh Sosok Pemimpin yang Paham Aceh dan Papua
- Sofyan Dawood: Pengakuan Negara Atas Hutan Adat Wujud Penghormatan bagi Aceh