Ajak Pelajar Jauhi Narkoba, Kepala Tekkomdik: Tak Ada Pemain Narkoba Yang Hidup Tenang

Kepala UPTD Tekkomdik Dinas Pendidikan Aceh,  T Fariyal. Foto: dokumentasi disdik.
Kepala UPTD Tekkomdik Dinas Pendidikan Aceh, T Fariyal. Foto: dokumentasi disdik.

Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T Fariyal, mengingatkan seluruh pelajar untuk menjauhi narkoba. Fariyal mengatakan tidak ada satupun “pemain” narkoba kaya alih-alih miskin.


“Kalaupun kaya, dia tidak akan bisa hidup tenang. Jadi saya minta adik-adik untuk mengontrol narkoba, bukan sebaliknya,” kata Fariyal saat mewakili Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri menyosialisasikan bahaya narkoba kepada pelajar di Banda Aceh, Rabu, 13 Oktober 2021.

Fariyal mengatakan orang-orang yang dikontrol oleh narkoba hidup dalam kondisi mengenaskan. Mereka juga hidup dalam belenggu narkoba yang memaksa mereka terus mengonsumsi narkoba sampai tubuh habis atau uang habis. 

Mungkin sesaat, setelah menikmati narkoba, dia akan merasakan senang atau hebat. Dan memang, kata Fariyal, itulah dampak yang dirasakan para pengguna narkoba; halusinasi. 

"Cara mengontrolnya adalah membuang jauh-jauh pikiran untuk mengonsumsi narkoba. Dan jangan bergaul dengan pengguna narkoba. Kenali teman kalian agar tidak terseret dalam lingkaran narkoba," kata Fariyal. 

Dalam kesempatan itu, Fariyal mengajak semua elemen bangsa, terutama pemerintah, aparat penegak hukum, institusi pendidikan, masyarakat dan pelajar, untuk mencegah dan memperkecil gerak para pengedar. Seluruh elemen tersebut, kata Fariyal, perlu bergerak bersama-sama untuk memerangi peredaran narkoba. 

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, kata Fariyal, mendorong pendekatan preventif agar tak ada generasi muda Aceh yang terbelenggu narkoba. Khusus untuk pencegahan di kalangan pelajar, kata dia, Dinas Pendidikan Aceh terus menyosialisasikan bahaya narkoba dan indahnya hidup tanpa narkoba kepada siswa. 

Sementara Ketua Umum DPP IKAN, Syahrul Maulidi, mengatakan narkoba merupakan musuh nomor satu bangsa Indonesia. Hal ini tak terlepas dari fakta bahwa setiap hari 30-50 orang Indonesia meninggal akibat narkoba. 

“Sosialisasi ini dilakukan agar siswa mampu membentengi diri dari ancaman bahaya narkoba,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan generasi muda merupakan incaran utama para bandar narkoba. Mereka berusaha, dengan berbagai modus, untuk menjadikan generasi muda sebagai pasar. 

Saat seorang remaja mulai menggunakan narkoba, maka bandar narkoba akan mendapatkan beberapa keuntungan. Menyasar kalangan muda, kata Syahrul, juga lebih mudah dilakukan karena rasa penasaran anak-anak muda tinggi.