Aksi Pembakaran Al Quran Bisa Menjadi Sabotase Keanggotaan Swedia di NATO

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. Foto: net.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price. Foto: net.

Aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh aktivis sayap kanan Swedia pekan lalu mengundang kemarahan dari banyak pihak.  


Baru-baru ini Amerika Serikat memberikan tanggapan dengan ikut mengecam dan menuduh kegiatan itu sengaja dilakukan untuk mensabotase persatuan NATO.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, mengatakan bahwa pembakaran Al-Qur'an itu merupakan tindakan yang tidak etis dan menjijikan. "Membakar buku-buku suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan. Ini menjijikkan,” kata Price, seperti diberitakan sumber Kantor Berita Politik RMOL, Selasa, 24 Januari 2023.

Price menjelaskan, adanya maksud buruk dari aksi yang telah memantik kemarahan dunia Muslim tersebut. Menurutnya, ada kemungkinan bahwa pembakaran Al Quran sengaja dilakukan oleh seorang provokator untuk menjauhkan Swedia dari Turki, berkaitan dengan izin keanggotaan NATO.

"Dia mungkin sengaja berusaha untuk mempengaruhi diskusi yang sedang berlangsung mengenai aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO," ujar dia.

Meski pemerintah Swedia habis dikecam Turki karena sikap pasifnya, Price justru membela kebijakan Stockholm karena menjunjung tinggi kebebasan berserikat.

Politisi Swedia, Denmark Rasmus Paludan, Sabtu lalu, membakar kitab suci Islam di depan kedutaan Ankara di Stockholm tepat ketika Turki menahan aplikasi Swedia untuk memasuki aliansi NATO.

Sejak tahun lalu, Swedia dan Finlandia telah mendaftar keanggotaan, namun izin dari dua negara NATO yakni Turki dan Hongaria masih belum didapatkan.

Sementara Turki masih menuntut syarat agar Stockholm mengambil tindakan lebih dulu terhadap militan Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris.