Alami Sindrom Long Covid, Seorang Penulis Bunuh Diri

Heidi Ferrer
Heidi Ferrer

Pembuat film Nick Guthe mengisahkan bagaimana perjuangan istrinya, Heidi Ferrer, yang seorang penulis serial Dawson's Creek, saat harus menghadapi serangan Covid-19. Namun, yang paling mengerikan justru ketika sang istri harus menghadapi apa yang disebut dengan 'Covid jangka pangjang' atau Long Covid, atau medis menyebutnya sebagai Syndrom Pasca Covid-19, yang akhirnya membuat sang istri bunuh diri.


Dikutip dari Kantor Beritap Politik RMOL, Semua dimulai pada musim panas tahun lalu saat Heidi dinyatakan positif Covid-19 pada April 2020. Setelah melalui masa isolasi seperti yang dianjurkan dokter dan infeksinya sudah hilang, Heidi bersiap melalui hari-harinya seperti biasa.  

Namun, beberapa waktu kemudian, ia merasakan sekujur tubuhnya sakit, terutama di bagian kakinya. Sakit yang ia sebut sebagai 'tidak tertahankan'. Dan sejak itu pula ia sering mengalami rasa sakit yang menyiksa, yang tidak dapat dijelaskan.

Kemudian muncul masalah pencernaan. Rasanya sangat idak nyaman dan jantungnya ikut berdebar kencang setiap kali dia bangun dari tempat tidur.

Guthe membawa istrinya kembali berobat. Tetapi dokter malah menunjuk ke penyebab lain, tidak justru ada yang cocok dengan apa yang dialami Heidi, kata Guthe kepada CNN, kemarin.

Guthe sering mendengar istrinya kesaktan tetapi mereka tidak tahu apa menyebabnya dan bagaimana mengobatinya. Butuh waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan pengujian yang lebih canggih dan akurat yang akhirnya membuat istrinya itu dirujuk ke klinik Long Covid.

Namun, surat rujukan untuk fasilitas itu baru tiba sehari sebelum dia meninggal, kata Guthe dengan suara tertahan.

."Begitulah, sulitnya mengenali orang yang menderita Long Covid. Kita tidak pernah tahu apa yang diarasakan mereka karena pemeriksaan tidak menemukan penyebabnya," kata Guthe.

Penderitaan yang terus menerus tanpa diketahui obatnya membua Heidi menyerah. Dilaporkan People, Heidi bunuh diri pada Mei 2021 setelah 13 bulan berjuang melawan infeksi virus Corona. Heidi meninggal dalam usia 50 tahun.

Heidi mungkin adalah salah satu dari apa yang menurut beberapa ahli sebagai penderita Sindrom Pasca Covid, orang-orang yang menghadapi gejala yang tersisa setelah serangan dengan Covid-19.

Direktur National Institutes of Health, Francis Collins, mengatakan awal tahun ini penelitian awal menemukan sekitar 10 hingga 30 perse orang yang menderita  Covid-19 dapat mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Kemungkinan mengalami long covid bisa jadi tidak terkait dengan tingkat keparahan saat terkena Covid-19. Orang yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala atau mengalami gejala ringan pun dapat mengalami long covid.

Belum banyak ahli yang mengetahui bagaimana Covid-19 dapat memengaruhi kondisi seseorang dari waktu ke waktu. Beberapa pusat medis pun membuka pelayanan khusus untuk memberikan perawatan bagi orang yang mengalami gejala Covid-19 secara terus-menerus

"Ada ratusan gejala yang berpotensi, termasuk kelelahan, sesak napas, gangguan tidur, kecemasan, demam dan gejala gastrointestinal - yang semuanya dapat berlangsung selama berbulan-bulan, dan dapat berkisar dari ringan hingga melumpuhkan," ujar Collins.

Untuk saat ini, hampir semua hal tentang Long Covid tetap menjadi misteri: Tidak ada tes diagnostik, tidak ada perawatan khusus dan dokter tidak dapat memprediksi siapa yang akan memiliki gejala dan apa yang akan terjadi.

Pelajaran dari apa yang dialami isterinya ini, Guthe  mengatakan, jangan gegabah dan segera cari pertolongan. Pemerintah harus segera turun untuk melakukan penelitian terhadap apa yang disebut Sindrom Pasca Covid agar tida ada lagi korban berjatuhan.