Amerika Serikat dan Indonesia Rayakan Keberhasilan Konservasi Laut dan Perikanan Berkelanjutan

Tim Usaid Sea. Foto: ist.
Tim Usaid Sea. Foto: ist.

Pemerintah Amerika Serikat bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merayakan keberhasilan upaya konservasi laut  dan perikanan berkelanjutan. Pencapaian ini didapat melalui Program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat Sustainable Ecosystem Advanced (USAID SEA). 


USAID, melalui SEA, mendukung pembentukan 14 Kawasan Konservasi Perairan yang mencakup 1.6 juta hektare dan berkontribusi pada target Pemerintah Indonesia untuk membangun 30 juta hektare kawasan konservasi perairan pada 2030.

Sejak diluncurkan pada 2016, program USAID SEA yang berjangka waktu lima tahun dengan dana USD 32 juta (Rp 448 miliar) bekerja sama dengan KKP memajukan perikanan berkelanjutan dan konservasi laut di kawasan timur Indonesia. 

Melalui Program USAID SEA, Pemerintah Amerika Serikat, KKP, bersama pemerintah provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat bekerja sama untuk melindungi ekosistem laut penting di dunia.

Proyek ini berhasil memperbaiki tata ruang laut, memperkuat pengelolaan perikanan skala kecil, dan mendukung penguatan penegakan hukum maritim. 

Dalam pelaksanaannya, USAID SEA juga membantu lebih banyak nelayan dan masyarakat pesisir berperan aktif dalam melindungi sumber daya yang menjadi andalan mata pencaharian mereka. 

Direktur USAID Ryan Washburn mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan, komitmen Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut dan memajukan perikanan berkelanjutan adalah landasan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan. 

“Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, merasa gembira dapat mendukung Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan yang sangat penting ini. Kami berkomitmen untuk terus melakukannya demi kemakmuran generasi sekarang dan yang akan datang,” kata Ryan Washburn, Rabu, 17 Februari 2021, 

USAID SEA memperkuat rencana tata ruang laut provinsi seluas kurang lebih 17 juta hektare di provinsi Papua Barat, Maluku, dan Maluku Tengah. Rencana tata ruang ini mendukung keberlanjutan pembangunan ekonomi dan melindungi habitat laut penting. 

USAID SEA juga meningkatkan pendapatan nelayan dan standar perikanan berkelanjutan melalui sertifikasi Fair Trade, dan hasilnya, 350 nelayan mendapat premi senilai hampir 80.000 dolar AS (Rp 1,12 miliar) pada tahun 2020 yang diinvestasikan dalam inisiatif berkelanjutan di masyarakat.

Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar dalam sambutannya mengatakan bahwa KKP menghargai bantuan luar biasa dari program USAID SEA melalui rangkaian kegiatan strategis di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia 715. 

“Berbagai kegiatan, pelatihan dan inovasi USAID SEA akan membantu keberlanjutan program kami diddalam pengelolaan kelautan dan perikanan dengan berbagai pemangku kepentingan di masa depan. Semua ini untuk mendukung misi KKP dalam mencapai kedaulatan dan kelestarian laut Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan ketahanan pangan,” kata Antam. 

Sebagai bagian dari akhir program, USAID SEA menganalisis efektivitas kawasan konservasi perairan untuk melindungi ekosistem kondisi terumbu karang dan biomassa ikan. Lebih dari separuh kawasan konservasi perairan tersebut menunjukkan kondisi terumbu karang dan biomassa ikan yang tetap stabil atau meningkat selama berlangsungnya program USAID SEA (dari tahun 2017 hingga tahun 2020). 

Hal tersebut menggambarkan kawasan konservasi perairan berpotensi untuk merevitalisasi ekosistem laut dan stok ikan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir.

“Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Setiap tindakan yang kita lakukan ke depan dapat berkontribusi untuk tujuan kita bersama: masyarakat sehat, ekosistem sehat, dan bumi sehat untuk generasi mendatang," tambah Direktur Washburn.