Sekretaris Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Aceh, M Fuad, menyebutkan di Aceh memiliki kasus penyakit dalam cukup tinggi. Hal yang sama juga terjadi di banyak daerah di Indonesia.
- Selama 2023, Jumlah Pasien yang Berobat di RSJ Aceh Menurun
- Pakai Data UI, Anies Pastikan Penurunan Kasus Covid-19 di Jakarta Nyata
- Komisi IX DPR-RI Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut di Aceh Mulai Terkendali
Baca Juga
"Hal ini membutuhkan penanganan secara holistik,” kata Fuad usai meresmikan Rumoh Sehat PAPDI di Kantor Blood For Life Foundation (BLFL), Sabtu, 13 Februari 2021.
Untuk itu, kata Fuad, pihaknya menginiasi keberadaan Rumoh Sehat PAPDI. Di sini, kata dia, PAPDI bekerja sama dengan BFLF akan memberikan pelayanan secara holistik. Mereka akan menangani pasien secara keseluruhan, tidak memilah dan memilih apa penyakit yang diderita.
Menurut Fuad, untuk upaya-upaya secara keseluruhan tentu tidak bisa hanya dilakukan oleh ahli penyakit dalam saja. Tapi diharapkan oleh semua pihak.
Pemerintah, kata Fuad, yang menjadi pusat pelayanan masyarakat, juga harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat sesering mungkin mengenai penyakit dalam. Sehingga masyarakat terdorong untuk hidup sehat.
Fuad mengatakan dalam menangani tingginya jumlah penyakit dalam, Rumoh Sehat PAPDI mencoba memberi pelayan kepada masyarakat secara umum, tanpa memungut biaya, memberikan pemeriksaan gratis dan memberikan pengobatan yang bisa dilakukan.
Fuad mengatakan PAPDI dan BFLF akan berencana menggalakkan pelayanan kepada masyarakat dengan turun ke lapangan. Karena mungkin banyak masyarakat yang sulit menjangkau pelayanan dari spesialis.
- Penderita Penyakit Kronis Kurang Mampu di Aceh Terancam Putus Berobat
- BFLF Ajak Masyarakat Tetap Donor Darah selama Bulan Ramadan
- Tujuh Srikandi Berhasil Rebut Kursi DPR Aceh