Apkasindo Minta Pemerintah Aceh Perhatikan Persoalan Petani Sawit di Aceh

Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali. Foto: RMOLAceh
Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali. Foto: RMOLAceh

Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali, meminta Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh memperhatikan persoalan petani sawit. Karena perkebunan kelapa sawit merupakan sektor ekonomi yang strategis bagi masyarakat Aceh.


“Pemerintah seharusnya melihat peluang mendorong gerakan ekonomi masyarakat di Aceh yang berbasis kelapa sawit bisa lebih baik,” kata Fadhli Ali kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 30 November 2021.

Di Aceh, kata Fadhli, memiliki perkebunan kelapa sawit lebih kurang seluas 400-an ribu hektar. Banyak tenaga kerja terserap dengan adanya perkebunan tersebut. Sehingga berpengaruh terhadap berkurang atau melonjaknya angka kemiskinan di Aceh.

Fadhli menyebutkan banyak persoalan yang dihadapi oleh petani sawit di Aceh. Yakni, kurang pengetahuan saat menanam hingga memanen, masalah drainase (penyaluran air), serta pupuk yang setiap tahun mengalami kelangkaan dan mahal.

Dulu, kata dia, sekitar tahun 2008-2009 Pemerintah Aceh memiliki program pembangunan kelapa sawit sampai beberapa tahun kemudian. Kini sudah waktunya kebun-kebun masyarakat yang dibangun dulu harus dikembangkan dan diupayakan dengan baik.

“Tapi ada saluran-saluran drainase umum dan ada jalan akses ke perkebunan membutuhkan anggaran dari pemerintah. Saya kira dari pada uangnya yang dikelola oleh Pemerintah Aceh silpa terlalu banyak, kenapa tidak digunakan untuk drainase, termasuk jembatan,” ujar Fadhli.

Menurut politikus Partai Nasdem ini, dengan adanya bantuan dari Pemerintah Aceh masyarakat lebih mudah mengangkut hasil produksi ataupun mengambil hasil panennya.

Di sisi lain, kata dia, persoalan pupuk juga menjadi momok bagi petani sawit. Untuk itu, Pemerintah Aceh harus membantu peningkatan jumlah pupuk subsidi di Aceh.

Menurut dia, Pemerintah Aceh harus meningkatkan jumlah pupuk subsidi dari pada anggaran Aceh selalu silpa setiap tahun. “Sebagai asosiasi petani kelapa sawit, kami berharap perlu ada perhatian dari pemerintah. Termasuk persoalan harga sawit di Aceh, jika dibandingkan dengan provinsi lain lebih rendah di Aceh,” sebut Fadhli.

Dalam memanen sawit, kata Fadhli, petani juga mengalami masalah. Yaitu tidak mengetahui tingkat kematangan buah sawit. Sehingga kadar minyak pada sawit rendah.

“Tentu saja dalam hal ini perusahaan yang membeli sawit atau yang memproduksi CPO tentu mereka juga ingin memperoleh keuntungan,” kata Fadhli.

Oleh karena itu, kata Fadhli, bimbingan dan pengarahan kepada masyarakat kepada petani-petani. Menurut dia, bimbingan dan arahan sepeti itu belum dilakukan secara baik oleh Pemerintah Aceh.

“Karena itu, Apkasindo siap menjadi mitra pemerintah untuk hal-hal seperti demikian,” kata dia. “Jadi nanti akan dilakukan sosialiasi. Misalnya sistemnya klister, yang jelas bahwa kita juga ingin partisipasi secara aktif agar sdm petani meningkat.”

Fadhli menjelaskan perkebunan sawit sangat berjasa dalam menyediakan lapangan kerja di Aceh. Jika perhatikan, kata dia, pada sentral-sentral perkebunan kelapa sawit pasti berkurang pengangguran. Karena pekerja sangat banyak sekitar area sentral produksi perkebunan sawit.