Atasi Penyebaran Hepatitis Akut, Pemerintah Diminta Cepat Bertindak

Okky Asokawati. Foto: RMOL.
Okky Asokawati. Foto: RMOL.

Pemerintah diminta bertindak cepat dalam merespons persoalan kasus hepatitis akut yang diduga telah menyerang sejumlah anak. Respons cepat dibutuhkan untuk memberi ketenangan kepada  masyarakat dan menjadi tindakan preventif atas munculnya penyakit tersebut.


"Salah satu respons cepat itu, komunikasi publik pemerintah dalam menanggapi hepatitis akut ini harus satu narasi yang solid, sistemik dan terukur, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah,” kata Ketua DPP Bidang Kesehatan Partai Nasdem, Okky Asokawati, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 9 Mei 2022.

Menurut Okky, selain persoalan komunikasi, langkah edukasi yang sifatnya preventif dapat ditingkatkan dengan menggandeng berbagai stakeholder di masyarakat. Langkah itu bisa dilakukan sembari menunggu perkembangan terkini mengenai Hepatitis akut di Indonesia.

Pemerintah, kata dia, harus segera melakukan konsolidasi dengan melibatkan dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam serta unit pendidikan dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SLTA dengan melibatkan Kementerian Pendidikan Nasional untuk meningkatkan aspek pencegahan.

Bekas anggota Komisi Kesehatan DPR RI dua periode itu menyebutkan dalam menangani kasus penyebaran hepatitis akut pemerintah dapat belajar ketika melakukan penanganan kasus Covid-19 pada tahun 2020 lalu. Semua dilakukan agar dapat lebih mengedepankan aspek preventif dalam merespons keberadaan hepatitis akut.

"Temuan kasus Hepatitis akut di sejumlah negara termasuk dugaan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia harus dijadikan bahan dalam merumuskan kebijakan publik di bidang kesehatan," sebut Okky.

Dirinya juga mengingatkan, pemerintah harus belajar dari dinamika dalam perumusan kebijakan saat merespons pandemi Covid-19 lalu. Menurut dia, sikap preventif jauh lebih baik dilakukan untuk mengurangi ekses ekstrem yang muncul.

Berdasarkan informasi yang dihimpun guru besar fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Zubairi Djoerban, jumlahnya penderita penyakit ini naik berlipat-lipat dari yang tercatat pada pekan kemarin.

Pada akhir pekan kemarin, data terakhir yang terpublikasi baru ada 3 anak di Indonesia yang diduga meninggal dunia karena terjangkit Hepatitis Akut Berat. Sementara di dunia baru sebanyak 170 kasus di 12 negara hingga Jumat pekan lalu.

"Hampir 300 kasus hepatitis misterius telah dilaporkan dari 20 negara," ujar Zubairi.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini mengatakan dari jumlah 300 kasus di dunia, paling banyak sebaran hepatitis akut berat berada di negara-negara dalam satu kawasan.

"Sebagian besar kasus terdeteksi di Eropa dan sebagian kecil ada di Amerika dan Asia Tenggara," kata Zubairi. Adapun untuk di dalam negeri, jumlah kasus meningkat cukup tajam. Karenanya ia mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi penularan penyakit ini. Dia juga mengingatkan agar setiap keluarga menjaga kebersihan lingkungan.