Bacalon DPD RI Asal Aceh Dianggap Belum Berpengalaman Dalam Politik

Gedung DPD RI. Foto: net.
Gedung DPD RI. Foto: net.

Pengamat Kebijakan Publik, Nasrul Zaman, menilai tingginya peminat calon Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Aceh adalah peluang untuk mengabdi untuk negeri. Akan tetapi, semua calon senator harus paham perkembangan dinamika politik Aceh.


"Senator itukan mewakili Aceh empat orang, artinya pemahaman mereka terhadap sosio cultural serta ekonomi masyarakar Aceh dan perkembangan dinamika sosial politik di Aceh sudah paham," kata Nasrul kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 3 Januari 2023. 

Nasrul menjelaskan, satu sisi hal ini positif bagi perkembangan politik di Aceh. Meski begitu, para calon itu juga perlu mengukur kapasitasnya untuk menjadi senator Aceh di Senayan.

Di mana, kata Nasrul, beberapa calon yang sudah menyerahkan berkas ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh adalah anak-anak muda. Merekan kebanyakan belum berpengalaman dalam dunia perpolitikan. "Misalkan tiba-tiba mengajukan diri menjadi senator," ujar dia. 

Sebaliknya, ada juga petahana yang mengajukan diri kembali untuk maju dalam kontestasi Pemilu 2024 melalui jalur DPD RI kembali. Bahkan ada yang sudah beberapa kali menjabat wakil daerah di Jakarta.

"Tapi kontribusinya terhadap Aceh juga tidak pernah kelihatan. ini juga kadang-kadang menjadi titik kritis kita," kata dia. 

Nasrul Zaman menyebutkan, publik pasti merasa senang banyak figur-figur baru yang newarnai kontestasi politik dari jalur independen yakni DPP RI. Rakyat Aceh juga pingin yang muncul itu dengan kapasitas dan integritas yang luar biasa juga.

Sehingga, lanjutnya, modal pengetahuan terhadap beberapa aspek Aceh itulah kemudian dibawa ke Jakarta untuk bicara dan kemudian di tampung dalam kebijakan nasional.

"Kalau misalkan jadi DPD tapi kita nggak pernah mendengarkan apa buah pikirnya, apa gagasannya, dan ini kekurangan di dalam semua pencalonan di KPU," katanya.