Banjir di Nigeria Sebabkan 603 Orang Meninggal dan Jutaan Lainnya Kelaparan

Banjir merendam wilayah Hadeja, Nigeria pada Senin, 19 September 2022. Foto: net.
Banjir merendam wilayah Hadeja, Nigeria pada Senin, 19 September 2022. Foto: net.

Banjir besar yang melanda Nigeria sejak musim panas pada Juni hingga hari ini dilaporkan telah banyak memakan korban jiwa. Sedikitnya 600 orang meninggal dalam banjir paling buruk yang tercatat di negara Afrika Barat itu dalam satu dekade terakhir.


Laporan pemerintah yang dirilis pada Ahad, 16 Oktober kemarin menunjukkan, banjir telah menghancurkan lebih dari 82 ribu rumah dan 272 ribu hektar lahan pertanian. Sementara ada lebih dari 1,3 juta masyarakat yang terdampak.

"Sayangnya lebih dari 603 nyawa telah hilang per hari ini, 16 Oktober 2022," ujar Menteri Urusan Kemanusiaan Nigeria, Sadiya Umar Farouq seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 17 Oktober 2022.

Farouq mencatat, total korban jiwa hingga pekan lalu mencapai 500 orang. Namun jumlah bertambah karena beberapa negara bagian belum siap menghadapi banjir besar.

Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Darurat Nasional (NEMA), Nigeria berhadapan dengan banjir sejak awal musim panas atau sekitar Juni. Banjir semakin buruk ketika curah hujan semakin tinggi sejak Agustus lalu, yang menyebabkan 27 dari 36 negara bagian Nigeria kini terendam banjir.

Bencana ini telah mengakibatkan terhalaunya pasokan pengiriman bantuan kemanusiaan. Menurut Program Pangan Dunia dan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Nigeria terancam mengalami risiko kelaparan tingkat tinggi akibat dari terhalangnya akses bantuan, serta banyaknya lahan pertanian yang rusak.

Produsen beras juga telah memperingatkan bahwa banjir yang menghancurkan ini akan berdampak pada harga beras yang akan melonjak tinggi di negara berpenduduk sekitar 200 juta orang ini, di mana impor beras dilarang untuk merangsang produksi lokal.