Bantuan Sosial Gubernur Aceh Dinilai Rusak Kredibilitas Mahasiswa dan OKP

Teguh Novrianto. Foto: dok.
Teguh Novrianto. Foto: dok.

Presiden mahasiswa Universitas Muhammadiyah Aceh, Teguh Novrianto, menilai pemberian dana hibah kepada organisasi kepemudaan dan badan kemahasiswaan oleh Gubernur Aceh adalah sebuah kesalahan besar. Hal tersebut dapat merusak independensi mahasiswa dan organisasi di Aceh. 


“Kita sangat menyayangkan hal tersebut, kita mencita-citakan berada di pihak rakyat untuk mencapai kesejahteraan, tetapi sangat disayangkan kita juga berada di pihak penguasa dalam hal menikmati uang negeri,” kata Teguh dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Januari 2020.

Menurut Teguh, dana hibah tersebut tidak ada manfaatnya untuk masyarakat. Dari awal, kata dia, mahasiswa Unmuha menyatakan untuk tidak menerima dana hibah tersebut. Pasalnya, dana hibah tersebut dalam jumlah besar dan sarat akan kepentingan pribadi. 

Teguh mengatakan dari dana hibah tersebut juga dapat merusak nilai-nilai perjuangan yang telah dicita-citakan. Dana itu, kata dia, harus diusut tuntas. 

“Dengan kebijakan yang diambil setidaknya berkontribusi penuh dalam membangun sosialisasi pencegahan pandemi Covid-19. Dana itu harus bisa di rasakan oleh seluruh masyarakat Aceh yang terdampak sehingga tidak ada penyelewengan,” kata Teguh. 

Teguh tidak mengetahui tujuan organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan mengambil anggaran tersebut.  Entah untuk kepentingan masyarakat Aceh atau hanya untuk kepentingan pribadi. 

Namun dengan organisasi mahasiswa menerima anggaran tersebut, sebenarnya sama dengan mempermalukan diri sendiri. Teguh mengatakan tidak ada program yang menonjol dan efektif dalam hal pelaksanaan penanggulangan sosialisasi pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh mahasiswa dan lembaga-lembaga penerima bantuan.