Belajar Daring Tak Efektif, Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Indonesia Terancam

Ilustrasi. Net.
Ilustrasi. Net.

Mayoritas anak-anak di Indonesia jarang belajar selama penerapan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Dalam rilis organisasi pembela hak anak, Save The Children, setidaknya 7 dari 10 anak dinyatakan jarang belajar.


CEO Save the Children Indonesia, Selina Patta Sumbung mengatakan, upaya pemerintah melalui subsidi kuota internet dan pembelajaran lewat televisi tidak menjawab sepenuhnya tantangan dan permasalahan pembelajaran jarak jauh.

Menurut dia, hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan materi belajar, terbatasnya kuota internet, tidak mempunyai gawai, bahkan demotivasi karena sulit memahami pekerjaan rumah dan tidak mendapat bimbingan guru.

"Anak-anak Indonesia menghadapi kesulitan dalam belajar daring, motivasi belajar menjadi menurun dan ini bisa berpengaruh pada kemampuan literasi dan numerasi anak,” kata Selina seperti dikutip dari  Kantor Berita RMOLJabar, Kamis, 9 September 2021.

Pada beberapa wilayah, kata Selina, anak–anak terancam putus sekolah karena anak harus bekerja dan atau menikah dini.

Kondisi ini dikhawatirkan bisa menjadikan anak kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss). Jika terus dibiarkan, kata Selina, hal ini akan berdampak pada kurangnya keahlian mereka di saat dewasa (less-skilled workers) untuk berkompetisi.

“Perlu tindakan sistematis, aman dan inklusif untuk mendukung pemberian akses pembelajaran bagi semua anak sebagai bagian dari pemulihan yang berkelanjutan,” kata Selina.