Belajar Kiat Untung PLN

Ilustrasi. Foto: net.
Ilustrasi. Foto: net.

UNTUNG besar PLN tanpa kenaikan biaya yang berarti, Ajaib. Pada tahun tahun 2021 keuntungan PLN naik sebesar 119 persen dibanding tahun 2020. Bisa jadi hal ini yang menjadi alasan pemerintah dalam membuat kebijakan tentang penghapusan DMO batubara. Sehingga PLN dianggap mampu membeli batubara sesuai harga pasar.

Lalu apa kiat PLN menghasilkan keuntungan pada tahun 2021. Keuntungan yang dihasilkan PLN tahun 2021 berasal dari tambahan penjualan sekitar Rp 13,9 triliun. Tambahan penjualan tersebut langsung menjadi laba sebesar Rp 13,17 triliun.

Tambahan penjualan tanpa menambah biaya itu adalah keunikan dalam model bisnis PLN. Mungkin yang lain perlu belajar bagaimana merancang model bisnis semacam itu. Bagaimana   penjualan bertambah namun biaya tidak ikut bertambah.

Kenapa hal ini bisa terjadi ini. Selama ini masalah terbesar PLN adalah penjualan listrik yang rendah. Kisaran 50% dari listrik yang dihasilkan PLN, bahkan yang dibeli PLN dari pembangkit swasta secara Take Or Pay (TOP) tidak terjual. Artinya sisa yang tidak terjual dibuang percuma.

Bayangkan saja penjualan PLN tahun 2021 sebesar Rp 289 triliun, maka jika 100 persen listrik PLN berhasil terjual maka pendapatan PLN bisa mencapai Rp 578 triliun. Boleh jadi ini tanpa tambahan biaya sama sekali. Penjualan meningkat dua kali lipat dari yang sekarang sementara biaya atau beban tidak bertambah sama sekali.

Memang sebagian besar biaya PLN datang dari pembelian energi primer. Sebanyak 70 persen energi primer adalah batubara, sisanya gas dan solar. Selain itu biaya terbesar lainnya adalah pembelian listrik swasta. Keduanya mengakumulasi sekitar 70 persen beban PLN. Beban besar lainnya datang dari beban keuangan. Ketiganya mengakumulasi beban PLN mencapai 80 persen.

Maka sepanjang pembangkit tidak ditambah, maka beban pembelian batubara menjadi tetap. Demikian juga beban pembelian listrik swasta. Sehingga beban yang bertambah hanya beban keuangan yang disebabkan adanya pergerakan nilai tukar dan harga minyak.

Hal ini menunjukkan selalu ada yang ajaib dalam kinerja BUMN kita, dimana  di seluruh dunia perusahaan pada bangkrut, namun di Indonesia BUMN pada untung. Cuan melimpah.  Hal ini memang patut disyukuri.

Namun kondisinya akan berbeda jika pemerintah melepas harga batubara sesuai mekanisme pasar, dimana PLN harus membeli batubara seharga yang berlaku saat ini. Maka tambahan biaya di PLN akan cukup besar. Masalahnya saat ini pemerintah sedang butuh uang sehingga terpaksa memberlakukan skema pungutan ekspor batubara agar APBN tidak jebol.

| Penulis adalah peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI).