Benci dan Ambisi Berkelindan di Sibolangit

Bekas Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Marzuki Ali, tiba di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Kehadiran ini untuk menghadiri kongres luar biasa sejumlah politikus yang mengklaim memiliki sah di Partai Demokrat.


Di bandara, Marzuki bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon, Irwan Fecho, dan Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution.

Seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Syahrizal mengungkap beberapa hal yang dibicarakan saat bertemu Marzuki Alie.

"Pertama dia mengaku datang sebagai pribadi. Kedua, dia bilang akan datang, terus melihat kalau ternyata ini KLB bodong akan dia tinggalkan," kata Syahrial Nasution, JUmat, 5 Maret 2021.

Kesediaan Marzuki hadir dalam acara yang dibungkus dengan kegiatan organisasi Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (Gamki) itu karena kecewa sikap Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono. Dia mengatakan kedua petinggi Demokrat itu tidak memberikan klarifikasi saat dia dituding ikut mendalangi kudeta ini. 

Di tempat terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan peserta kongres diancam untuk hadir pada acara di Sibolangit itu. Hal ini, kata Herzaky, merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. 

“Dengan menggunakan kekuasaan dan kekuatan finansial, oknum tersebut berupaya merebut paksa kursi Ketua Umum PD dari Ketua Umum PD yang sah berdasarkan hasil Kongres V Tahun 2020,” ujar Herzaky.

Mereka yang menerima tawaran oknum tersebut, kata Herzaky, akan mendapatkan sejumlah keuntungan. Seperti posisi politik, uang, dan proyek. Hal ini, kata Herzaky, disampaikan oleh kader partai yang menolak datang ke Sibolangi. 

Herzaky juga mengatakan pemrakarsa kongres itu menebar kabar bohong dengan menyebar bahwa kegiatan itu didukung pula oleh sejumlah pejabat penting di Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat. Pola ini, kata Herzaky, sejak awal diterapkan ketika mereka mencatut nama Presiden Joko Widodo dan sejumlah anggota kabinet.

“Padahal, kenyataannya, yang hadir bukanlah pemilik suara. Melainkan hanya kader atau bekas kader yang dibuat seakan-akan pemilik suara sah dan mewakili kota, kabupaten, atau provinsi tertentu,” kata Herzaky. Herzaky mengatakan mereka yang datang ke acara itu bukan pemilik suara sah di Partai Demokrat. Namun mereka akan menerima sejumlah uang dan dianggap mewakili daerah yang mereka wakili. 

Adapun panitia pelaksana kongres, kata Herzaky, adalah bekas kader yang dipecat beberapa waktu lalu. Dia, kata Herzak, tidak berhak meminta, mengusulkan, apalagi melaksanakan kongres luar biasa berdasarkan AD/ART Partai Demokrat yang sudah disahkan di Kemenhukham.

Acara ini dihadiri oleh bekas politikus Partai Demokrat, seperti Jhoni Allen Marbun, Nazaruddin, Marzuki Alie, Darmizal, Ahmad Yahya, dan Max Sopacua. Acara ini juga akan dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Di hotel itu, Gamki, memesan sebanyak 140 kamar sejak kemarin hingga besok. 

Darmizal mengklaim bahwa mereka yang datang terdiri dari peserta DPC dan DPD serta tamu undangan dari seluruh tanah air. Darmizal meyakini acara yang digelar tersebut akan memilih dan menetapkan ketua umum baru. Sebab, kata dia, banyak kader berharap, dengan ketua umum baru, Partai Demokrat akan kembali pada masa kejayaannya.

Darmizal  mengatakan Moeldoko bakal menjadi ketua umum baru yang akan secara otomatis menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). “Suara yang diberikan kemungkinan akan menjadi suara mayoritas kader.” 

Sementara Ketua Bidang Politik Gamki Sumatera Utara, Swangro Lumbanbatu, seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLSumut, mengatakan organisasinya tidak terlibat dalam kegiatan itu. “Mereka asal bicara."