Berburu Lemang di Penghujung Ramadhan 

Pembeli takjil sedang membeli Lemang di gerobak milik Hamdani. Helena Sari/RMOLAceh.
Pembeli takjil sedang membeli Lemang di gerobak milik Hamdani. Helena Sari/RMOLAceh.

Suasana pasar Takjil saat sore hari di jalan Garuda, Gampong Baru, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh terlihat riuh dan ramai oleh pedagang dan pemburu takjil. Saat jam mulai menunjukkan pukul 17.00 WIB, satu persatu pedagang terlihat saling sapa, lalu lainnya sibuk memanggil para pembeli untuk membeli dagangannya. 


Kondisi serupa juga terlihat pada Jumat, 14 April 2023 di lokasi yang sama. Meskipun sudah memasuki penghujung Ramadan 1444 Hijriah, kesibukan di jalan Garuda tetap berjalan seperti awal Ramadhan.

Saat semua pedagang sedang sibuk menawarkan takjil dagangannya, tampak seorang laki-laki dengan wajah ramah, tersenyum kepada pelanggan yang mendekati tempat dia berjualan. Pria ramah tersebut bernama Hamdani (45). Pria paruh baya tersebut menjual makanan khas Aceh yaitu Lemang dan juga tape yang terbuat dari beras ketan.

"Nyan hai Teungku, kali nyo na lon ba lemang lengkap, padip boeh bungkoh? - (Nah Teungku, kali ini saya membawa segala jenis lemang, berapa bungkus?)," kata Hamdani didampingi sang istri saat menyapa pelanggannya.

Lemang dan tape paduan takjil nikmat bulan Ramadhan yang dijual di gerobak milik Hamdani. Foto: Helena Sari/RMOLAceh.

Dengan cekatan Hamdani kemudian memotong Lemang menjadi beberapa bagian kecil, lalu dia memasukkan ke dalam plastik transparan, lalu menyodorkan kepada pelanggannya.

Ditemui oleh wartawan RMOLAceh dan dua rekan wartawan lainnya, Hamdani mengungkapkan bahwa Lemang memang menjadi takjil yang cukup eksis selama bulan Ramadan. Bahkan, di penghujung Ramadan sekalipun,, warga masih banyak memburu kue tradisional berbahan dasar beras ketan, yang dimasak dengan buluh bambu ini. 

"Kita tidak perlu panggil orang lagi, semua sudah tau dagangan kita. Lemang memang banyak dibeli saat Ramadan," kata Hamdani.

Bertujuan Lemang, tidak dilakukan setiap hari oleh pria yang berdomisili di Tanjong Seulamat Banda Aceh ini. Pada hari biasa dia hanya menjual kacang tanah dan jangung manis rebus. 

Hamdani mengaku belajar membuat Lemang ke Aceh Selatan. Menurutnya, selain terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan, cara pembuatan leumang termasuk susah-susah gampang bagi pemula. Bahkan dia menjamin, tidak semua orang paham teknik pembuatan panganan yang mengandung karbohidrat tersebut.

"Kalau salah salah teknik, daun bisa berputar, alhasil lemang tak jadi," ujar Hamdani yang memulai memasak lemang sejak pukul 08.00 WIB dibantu oleh sang istri dan satu orang anaknya tersebut. 

Lemang yang memiliki rasa gurih, cenderung sedikit manis dan bertekstur kenyal saat dimakan, berbahan dasar beras yang menjadi sumber karbohidrat, membuat yang mengkonsumsinya mudah merasa kenyang untuk sementara waktu. Oleh sebab itu jajanan ini menjadi primadona menu pilihan saat Ramadan. 

"Khas nenek moyang, dahulu ketika berbuka orang makan lemang saja sudah kenyang, jadi saat ibadah tidak terganggu karena kekenyangan, setelah shalat baru santap nasi," ujar Hamdani sambil melayani pembeli di gerobak kuning tempatnya berjualan.

Lemang yang dijual Hamdani mempunyai tiga varian rasa, yaitu lemang ketan hitam, lemang ubi dan lemang ketan putih. Dan yang paling diminati oleh pembeli adalah lemang ketan putih. Selain itu pria berkulit sedikit gelap ini juga menjual tape beras ketan yang sangat cocok dipadu dengan Lemang. 

"Kita jual tape juga, tape bikin sendiri," ujarnya. 

Hamdani yang sudah 32 tahun menggeluti usaha Lemang ini, mengaku punya cara khusus agar Lemang cepat masak hanya dalam waktu dua jam. Padahal biasanya butuh waktu sampai lima jam agar Lemang masak merata.

"Ada ilmu khusus, jika belum menguasainya, maka memasak lemang bisa habis waktu sampai lima jam," ujarnya. 

Pada Ramadhan kali ini, Hamdani mengaku mendapatkan berkah besar dari berjualan Lemang. Dalam satu hari dengan berjualan 25 batang bambu Lemang dirinya bisa mendapatkan omzet hingga mencapai Rp 1,5 juta per harinya, 

Hamdani menjual satu porsi berisi empat potong irisan kecil Lemang dengan harga Rp 5 ribu. Sedangkan Lemang ukuran seperempat bambu dijual Rp 10 ribu. 

Tips Membuat Lemang Ala Hamdani 

Bagi pembaca ingin menikmati penganan Lemang, namun tidak ada yang menjual, tidak perlu sedih. Lemang dapat dibuat sendiri dirumah dengan mudah namun harap sabar dan telaten. Hamdani juga berbagi resep membuat Lemang kepada para penikmat kue khas Aceh tersebut.

Menurut Hamdani, bagi pemula yang ingin membuat Lemang, cukup menyiapkan 1 kilogram (kg) beras ketan, 1 liter santan kental dan garam secukupnya. Kemudian untuk wadahnya siapkan buluh bambu yang sudah dibersihkan secukupnya, dan daun pisang segar. 

"Kalau semua sudah lengkap baca Bismillah," ujar Hamdani sambil tersenyum.

Langkah selanjutnya, beras ketan dicuci hingga bersih, kemudian direndam selama tiga jam lalu ditiriskan. Ini akan membantu agar tekstur daging Lemang lebih lembut. 

Beras yang sudah ditiriskan airnya, dapat dicampur terlebih dulu dengan garam dan santan, lalu dimasukkan kedalam buluh bambu yang sudah diberi alas daun pisang. 

"Harus rapi, kalau tidak bisa berputar, lemang tak jadi," tutur Hamdani.

Agar lebih mudah bagi pemula, jangan membakar lemang seperti cara tradisional yang harus menghidupkan api sebesar-besarnya, sebab porsi masak juga tidak terlalu besar. Lemang dimasak dengan arang di tungku perapian mini saja. 

"Kalau sudah masak tunggu dingin sedikit, lalu bambu bisa dibelah," ujar Hamdani.