BI Sebut Pengendalian Inflasi di Aceh Cukup Baik

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani (baju putih). Foto: Razi/RMOLAceh.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Achris Sarwani (baju putih). Foto: Razi/RMOLAceh.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Achris Sarwani, mengatakan saat ini pengendalian inflasi di Aceh sudah cukup baik. Inflasi pada September 2022 secara bulanan (month-to-month) dapat ditekan menjadi 0,77 persen, dari perkiraan mencapai 0,93 persen karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).


"Ini menurut kami sebuah upaya yang bersama - sama yang harus dilanjutkan oleh provinsi maupun Kota Banda Aceh," kata Achris Sarwani kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 5 Oktober 2022.

Menurutnya, inflasi Provinsi Aceh itu sekitar 58 persen dibentuk oleh inflasi yang ada di Kota Banda Aceh. Dimana pihaknya mencoba mensinkronkan apa yang dilakukan oleh provinsi yang mengelola tiga kota inflasi yakni Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh.

Dia menyebutkan, berbagai program terkait dengan pengendalian inflasi yakni, ketersediaan pasokan, karena hingga tiga bulan kedepan tingkat inflasi Aceh saat ini sudah lumayan berhasil. Sehingga pasokan tiga bulan kedepan ini menjadi sangat krusial, terutama adalah komoditas ikan. 

"Dimana ikan sebentar lagi akan masa panen, dan mulai akhir November atau Desember sampai tiga bulan kedepannya menjadi paceklik (musim kekurangan bahan makanan)," ujar Achris.

Selain itu, komoditas lain yang menjadi konsern pihaknya adalah beras. Menurutnya, kondisi suplai beras berdasarkan perhitungan dinilai cukup. Namun, secara riil dengan kondisi struktur bisnis di Aceh tidak memungkinkan untuk seluru beras diolah di Aceh.

"Sehingga pada waktu tertentu kita malah perlu membeli beras dari luar Aceh," katanya.

Kemudian, komoditas ketiga yang ikut menjadi perhatian pihaknya adalah apa yang tidak bisa dihasilkan yaitu bawang merah yang hanya menghasilkan sedikit, telur ayam hingga daging ayam.

"Ini harus dari sekarang kita stoknya, sistem stoknya kita manfaatkan bisnis untuk bisa memenuhi kebutuhan," kata dia.

Achris menambahkan, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tengah fokus bukan hanya mengelola inflasi, namun bagaimana menggerakkan ekonomi serta menggerakkan pelaku ekonomi agar bisa memproduksi di Aceh.

"Artinya kita bisa mendapatkan dua manfaat, inflasi terkendali dan juga meningkatkan produksi yang ada di Aceh," kata Achris.