BKSDA Aceh Belum Pastikan Penyebab Kematian Gajah Betina di Blang Rakal

Gajah betina mati di Bener Meriah. Foto: rri.
Gajah betina mati di Bener Meriah. Foto: rri.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh belum memastikan penyebab kematian seekor Gajah Sumatera yang ditemukan mati di Desa Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Saat ini BKSDA menelisik penyebab kematian gajah betina itu.


"Baru saja tim medis menuju lokasi tersebut,” kata Kepala BKSDA Aceh Agus Aryanto kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 13 Januari 2020. Agus mengatakan tim BKSDA datang dengan tim medis untuk mencari penyebab kematian hewan dilindungi itu. 

Agus membantah pernyataan yang menyebutkan BKSDA tidak serius dalam menangani konflik gajah dan kematian gajah. Secara prosedural, kata dia, BKSDA melakukan konfirmasi dengan para pihak terkait. Seperti, kepolisian dan lainnya untuk melakukan penanganan kematian gajah. 

Jadi, kata Agus, proses selanjutnya untuk mengetahui kepastian penyebab kematian gajah melalui laboratorium. Kadang-kadang, kata dia, hasil laboratorium sendiri itu menjadi ranah juga bagi pihak instansi terkait. 

"Kalau ada unsur-unsur untuk mendalami faktor kematian gajah tersebut, sebagai bahan lebih lanjut," kata Agus. 

Tidak ada kesulitan dalam mengatasi kematian gajah, kata Agus, secara prosedural sudah dilakukan seperti yang terjadi kematian gajah lain di tempat lain. "Perlakuannya tidak ada perbedaan, di Bener Meriah dan daerah lainnya," kata Agus.

Agus mengatakan diperlukan penanganan lebih lanjut dalam saat menelisik kematian gajah. Termasuk upaya untuk mendapatkan bukti terkait dengan faktor kematian. “Setelah itu, kita baru berkoordinasi dengan aparat terkait,” kata Agus.

Agus memperkirakan saat ini jumlah gajah di hutan Aceh kurang dari 550 ekor. Angka ini hanya perkiraan karena tidak ada perhitungan mengenai jumlah gajah yang tersisa di Aceh.