Cegah DBD, Ulama Aceh Imbau Masyarakat Terapkan Hidup Bersih Secara Islami

Ilustrasi. Foto: ist.
Ilustrasi. Foto: ist.

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali alias Lem Faisal, menghimbau masyarakat mengantisipasi dan mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) secara islami. Yakni dengan menerapkan hidup bersih dan sehat.


“Dalam Islam sangat meniktikberatkan tidak hanya pada pengobatan tapi pada hal-hal yang perlu dijaga untuk potensi menimbulkan penyakit," kata Lem Faisal kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu 29 Maret 2023.

Di samping itu, kata Lem Faisal, pencegahan penyakit juga harus diupayakan oleh pihak terkait. Misalnya memberikan edukasi atau pemahaman bagi warga. 

“Dari mana sumber-sumber penyakit itu datang,” kata dia. “Itu harus dijelaskan ke masyarakat.”

Menurut Lem Faisal, ketika adanya pemahaman dari warga, diharapkan mengamalkannya. Sehingga jauh dari penyakit. 

Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi peningkatan di Aceh sebanyak tiga kali lipat pada tahun 2022 lalu. Hal tersebut disebabkan oleh iklim cuaca yang tidak menentu pada tahun tersebut.

"Terjadi peningkatan di tahun 2022, untuk saat ini data di tahun tersebut (2022) yang baru terkumpul," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes) Aceh, Iman Murahman, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Selasa, 28 Maret 2023. 

Iman merincikan dari tahun 2019 hingga tahun 2021, kasus DBD di Aceh terjadi berkisar diantara 400 hingga 600 kasus pertahunnya, sedangkan pada tahun 2022 kasus DBD meningkat tajam berjumlah 2000 lebih kasus. Sedangkan khusus tahun ini (2023) Dinkes Aceh masih merekap data terkait kasus DBD tersebut. 

Menurut Iman, diperlukan kesadaran bersama dalam mencegah terjadinya DBD. Sebab kasus ini paling banyak menyerang anak-anak. Ia mencontohkan ada beberapa anak di Bireuen dan Aceh Selatan yang meninggal dunia akibat DBD pada tahun 2022 di daerah tersebut.

"Ada anak-anak yang meninggal dunia karena DBD. Harusnya ini dapat menimbulkan kesadaran kepada masyarakat," ujar Iman 

DBD pada anak tidak akan memberikan keluhan yang sangat luar biasa seperti yang dirasakan oleh orang dewasa. Sehingga terjadi keterlambatan dalam penangganan yang dapat menyebabkan kematian pada anak. 

"Kalau orang dewasa sakit, sudah parah dia bisa ngomong untuk ke Rumah Sakit, tapi kalau anak tidak mau menyampaikan secara terang," ujar Iman. 

Selain itu menurut Iman, penyebab kematian juga disebabkan karena orang tua tidak terlalu peka, terkait apakah ini yang dialami anaknya adalah gejala DBD, sehingga sang anak tidak dibawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas.

"Pada saat sudah berat, akan sangat susah dan bisa terjadi kematian," ujar Iman.

Iman mengimbau agar keluarga lebih peka dan teliti terhadap bahaya jentik nyamuk penyebab DBD. Masyarakat diharap bisa memperhatikan keberadaan jentik nyamuk di rumah masing-masing, terutama di tempat penampungan air minum atau di tempat tempat genangan air.

"Kita jangan tidak sadar, jika kita tidak membersihkan di rumah sendiri maka bisa juga kena orang lain di rumah kita," ujarnya.