Cerita Dhaifur, Mahasiswa Asal Aceh yang Selamat dari Musibah Gempa Turki 

Dhaifur Rahman Mabrura, mahasiswa asal Takengon, Aceh Tengah yang saat ini menempuh pendidikan di di Turki. Foto: Ist.
Dhaifur Rahman Mabrura, mahasiswa asal Takengon, Aceh Tengah yang saat ini menempuh pendidikan di di Turki. Foto: Ist.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki tengah dan barat laut Suriah pada Senin, 6 Februari 2023 pukul 04.17 pagi waktu setempat. Sejumlah bangunan runtuh, ribuan warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Kenangan pilu tersebut menyisakan sepenggal cerita dari korban selamat usai gempa bumi paling mematikan dalam sejarah negara Turki.


Dilansir dari berbagai sumber, korban jiwa terus bertambah, per hari ini sudah mencapai angka 7.926 orang meninggal dunia baik di Turki maupun Suriah. Titik gempa terjadi di Kota Gaziantep berkekuatan 7,8 Magnitudo disusul gempa kedua di Ekinozu berkekuatan 7,5 Magnitudo.

Gempa dahsyat di negara yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdoğan tidak hanya berdampak pada warga yang tinggal di sana, tapi juga bagi Warga Negara Indonesia (WNI) khususnya dari Aceh yang tinggal dan melanjutkan pendidikan di Turki.

Untuk memastikan kondisi warga Aceh yang di Turki, Kantor Berita RMOLAceh kemudian berhasil menghubungi salah seorang mahasiswa asal Aceh Dhaifur Rahman Mabrura. Butuh waktu lama untuk bisa terhubung dengan pemuda berusia 22 tahun asal Takengon, Aceh Tengah yang saat ini menempuh studi Universitas Erciyes Kayseri ini, sebab kondisi mental para korban sedang carut marut.

“Diam diri di rumah gak bisa, masih trauma, mau keluar salju lebat kali dari tadi ga berenti. Sorry banget saya baru bangun, baru bisa tidur tadi pagi soalnya,” kata Dhaifur saat membalas pesan Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 8 Februari 2023.

Kemudian Dhaifur menceritakan kondisi saat gempa gempa mengguncang Kayseri, Kota tempat dia tinggal. Kota Kayseri berada di bagian Selatan Turki yang berjarak 335 Kilometer (KM) dari pusat gempa di Gaziantep wilayah tengah Turki.

Dhaifur menceritakan bahwa saat gempa terjadi, dirinya sedang berada di apartemen bersama sejumlah rekan asal Indonesia lainnya. Saat itu dia dan sejumlah penghuni apartemen terbangun akibat guncangan gempa dan langsung keluar dari kamar apartemennya.

“Saat itu saya dengan teman langsung keluar rumah sampai gempanya berhenti, naasnya di luar rumah sedang turun salju lebat juga. Gempa yang pertama itu setahu saya sekitaran 75 detik lebih kurang 2 menit, saya juga gak terlalu tau pasti detailnya pokoknya lama,” ujar Dhaifur mencoba mengingat.

Setelah gempa benar-benar berhenti, Dhaifur kembali masuk kedalam rumah namun gempa susulan kembali terjadi. Pria yang juga pengurus Ikatan Mahasiswa Aceh Turki (IKAMAT) ini bersyukur bangunan tempat dirinya tinggal tidak ada yang rusak.

“Soalnya tempat saya tinggal tuh bukan di titik gempanya, tapi dekat sekali dengan titik gempanya,” kenang Dhaifur.

Menurut Dhaifur saat gempa, kepanikan terjadi dimana-mana, bahkan kubah masjid di dekat tempat ia tinggal runtuh. Meskipun tidak ada korban jiwa, penghuni kota Kayseri kini mengungsi ke  tempat yang lebih aman.

“Pastinya kami sangat cemas, tidak berani keluar rumah cuaca juga sedang ekstrim,” ujarnya.

Dhaifur juga sangat cemas terhadap kondisi korban di pusat titik lokasi gempa. Dia bersama temannya yang lain sebisa mungkin membantu menyebarkan informasi terkini.

“Kita yang dekat dengan titik gempa saja secemas ini, apalagi teman kita yang di lokasi titik gempa,” ujar alumni pesantren Ar Raudhatul Hasanah Medan tahun 2018 ini.

Saat ini kata Dhaifur, proses evakuasi berjalan lambat, sebab gempa berbarengan dengan turunnya salju begitu lebat. Suhu di lokasi gempa diperkirakan mendekati titik beku bahkan dalam semalam.

“Beberapa jalan rusak, salju lebat, semoga ini tidak menghambat upaya mengatasi bencana. Sayang dan sangat cemas melihat orang-orang terjebak di bawah reruntuhan bahkan kehilangan tempat tinggal,” ujar Dhaifur yang datang ke Turki pada tahun 2019 silam.

Dhaifur mengatakan, saat ini sejumlah korban di titik lokasi gempa sedang dalam proses penjemputan untuk dibawa ke pusat aman bencana. Ia berharap kepada seluruh warga Aceh untuk mendoakan warga Aceh dan korban bencana di Turki.

“Mohon doanya kepada seluruh masyarakat Aceh, semoga semua saudara-saudara asal Aceh yang berada di sini tetap dalam lindungan Allah SWT,” ujarnya.