Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) Marsekal (purn) Chappy Hakim mengatakan dunia penerbangan menjadi salah satu bidang paling terdampak secara global akibat pandemi Covid-19. Hal ini dipicu oleh pembatasan aktivitas untuk menekan laju penyebaran virus tersebut.
- YARA Dukung Upaya Menghadirkan Kembali Bank Konvensional ke Aceh
- Kinerja PTSP dan PPB Sejumlah Daerah di Aceh Buruk
- Jurnalis Didorong Tingkatkan Citra Positif Terkait Investasi di Aceh
Baca Juga
"Kita belum bisa memprediksi nasib mereka karena WHO dan global sendiri belum bisa memprediksi kapan pandemi ini berakhir," kata Chappy dalam diskusi 'Menjawab tantangan Aviasi Pasca Pandemi Covid-19' yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, Senin, 1 Februari 2021.
Chappy mengatakan campur tangan dari pemerintah terhadap dunia penerbangan di Indonesia sangat dibutuhkan. Tanpa campur tangan tersebut, dipastikan tidak akan ada maskapai penerbangan yang mampu bertahan.
Saat ini, kata Chappy, maskapai penerbangan tidak lagi bicara keuntungan dari sisi bisnis. Sulit bagi mereka untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan tiket. Belum lagi, maskapai juga dibebani dengan jumlah pesawat yang banyak, teknisi, dan ongkos produksi lain yang tidak tertutupi dengan penjualan tiket .
Chappy juga mengatakan vaksinasi Covid-19, yang awalnya diharapkan akan membuat arus penumpang semakin mudah, juga tidak belum menjawab persoalan pembatasan pergerakan tersebut. Apalagi belakangan, kata Chappy, ditemukan varian baru virus Covid-19 yang membuat banyak negara menerapkan aturan pembatasan.
"Ini akan berpengaruh karena penerbangan internasional itu adalah jejaring penerbangan yang menyatu. Dan itu akan berpengaruh kepada penerbangan domestik yang menjadi satu kesatuan dengan penerbangan internasional itu," kata Chappy.
- Dugaan Korupsi APD Covid-19, KPK Panggil Fadel Muhammad
- Reagen Andani
- Pemerintah Didesak Tampung Pengungsi Rohingya di Aceh