Covid-19 Meningkat, Museum Tsunami Aceh Kembali Ditutup

Penyemprotan cairan disinfektan di Museum Tsunami. Foto: Disbudpar Aceh.
Penyemprotan cairan disinfektan di Museum Tsunami. Foto: Disbudpar Aceh.

Manajemen Museum Tsunami Aceh menutup sementara kunjungan ke salah satu objek wisata paling favorit di Aceh itu. Kebijakan ini diambil menyusul peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di Provinsi Aceh.


Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Tsunami Aceh, Hafnidar mengatakan, penutupan sementara Museum bagi pengunjung dan masyarakat umum mulai Mei 2021 sampai waktu yang belum ditentukan.

"Penutupan sementara ini merujuk pada Inmendagri No.11 Tahun 2021 sehubungan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Aceh,” kata Hafnidar di Banda Aceh, Selasa, 8 Juni 2021.

Hafnidar mengatakan selama kondisi pandemi Covid-19, Museum Tsunami Aceh juga memberlakukan sistem pembatasan dan tunggu bagi pengunjung. Kondisi ini untuk memungkinkan agar pengunjung museum tidak berkerumunan.

"Selama masa pandemi, sistem pengunjung kami batasi mulai 15-20 orang sekali masuk. Sebelumnya petugas juga meminta semua pengunjung untuk tetap menaati protoke kesehatan, mulai dari cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak," ujarnya.

Dengan adanya instruksi dari Mendagri tersebut, lanjut Hafnidar, Museum Tsunami Aceh yang juga merupakan tempat wisata edukasi bencana yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, juga meningkatkan kewaspadaan tersebut.

"Kami meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19, secara internal dan tentunya penyusunan prosedur baru untuk kenyamatan pengunjung," ungkapnya.

Menurut Hafnidar, pengunjung yang datang ke Museum Tsunami Aceh meningkat. Dibanding dengan beberapa museum lain di Indonesia, jumlah kunjungan ke Museum Tsunami Aceh tergolong tinggi.

"Rata-rata warga lokal, pengunjung dari Medan juga ada yang melakukan perjalanan darat, setelah lebaran justru banyak dari luar provinsi," ujarnya.

Hafnidar menambahkan meskipun operasional Museum tutup sementara, para pekerja tidak diliburkan. Mereka tetap bekerja dengan jadwal yang ditentukan untuk meminimalisir terjadinya interaksi antarpekerja.