Dana Subsidi Mobil Listrik Sebaiknya Dialihkan untuk Pupuk Petani

Sekretaris Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (Apkasindo)-Aceh, Fadhli Ali. Foto: RMOLAceh.
Sekretaris Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (Apkasindo)-Aceh, Fadhli Ali. Foto: RMOLAceh.

Sekretaris Asosiasi Petani Kepala Sawit Indonesia (Apkasindo)-Aceh, Fadhli Ali, mengatakan saat ini dunia sedang menghadapi satu masalah besar yang mencemaskan terkait dengan perubahan iklim, tidak terkecuali Indonesia.


Kini, kata dia, berbagai daerah di Tanah Air sedang menghadapi cuaca panas atau El nino. Puncaknya diperkirakan akan terjadi nanti pada Agustus mendatang.

Kondisi ini, menurut Fadhli, diprediksi sangat berdampak pada sektor pangan atau pertanian. Sebab itu, pemerintah harus memperhatikan sektor pertanian ini demi menyelematkan produksi dan produktivitas pangan di Indonesia. Caranya dengan memberikan subsidi pupuk kepada petani, bukan untuk mobil listrik.

“Ini kan kesannya pemerintah kurang tanggap terhadap masalah pangan, lebih mementingkan dan membiayai orang kaya memiliki mobil, itu kan komsuntif sifatnya,” kata Fadhli kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat, 19 Mei 2023.

Ironinya, kata Fadhli, berdasarkan catatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Rachmat Gobel, lima tahun terakhir subsidi pupuk berkurang hampir Rp 10 triliun.

Rinciannya ialah, pada 2019 anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 34,3 triliun, pada 2020 turun jadi Rp 31 triliun, pada 2021 turun lagi jadi Rp 29,1 triliun, lalu pada 2022 turun jadi Rp 25,3 triliun, dan pada 2023 hanya menjadi Rp 24 triliun.

Politisi Partai Nasdem ini menyebutkan, persoalan pupuk ini menjadi keluhan petani di daerah. Karena harganya kian hari mahal, imbasnya hasil panen menurun.

“Dulu sempat kenaikan harga pupuk itu mencapai 250 hingga 300 persen, sekarang memang ada sedikit berkurang harga pupuk di pasaran, tetapi masih cukup tinggi,” sebut Fadhli.

Kita tentu senang, kata dia, tahun lalu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pupuk Indonesia untung hingga Rp 19 triliun. Namun sayangnya, keuntungan itu diperoleh diatas pengeluaran petani yang membumbung tinggi akibat mahalnya harga pupuk.

“Petani membeli pupuk jadi lebih mahal sekarang, karena perusahaan pupuk Indonesia dan mem-buku-kan keuntangan yang besar,” kata dia.

Untuk itu, Fadhli berharap pemerintah berpikir bijak dalam menjawab perubahan iklim. Bukannya  pemerintah sendiri yang memprediksi bahwa dampak el nino itu akan mengancam sektor pertanian atau pangan. 

“Di tengah harga TBS sawit yang tengah jeblok, kami melihat miris apa yang dilakukan pemerintah. Harusnya kita menyangga produksi pangan, sektor pertanian, lumbung kehidupan,” ujar Fadhli.