Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di wilayah timur Aceh anjlok sangat drastis dari sebelumnya. Di kalangan petani, sawit dibeli dengan Rp 800 per kilogram.
- BI Luncurkan Progam Becak Qris, Hanya Bayar Rp 77
- Tiru Bank Aceh, Sejumlah Bank Plat Merah Milik Daerah Berubah Syariah
- Gubernur Nova: Sektor Pertanian Jadi Penyangga Ekonomi di Masa Pandemi
Baca Juga
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara, Kastabuna, mengatakan harga sawit sebelum dilarangnya ekspor dibeli sekitar Rp 3000 per kilogram. Sekarang merosot hingga 80 persen.
"Di tingkat pabrik saja dibeli Rp 1.200 per kilogram," kata Kastubana kepada Kantor Berita RMOLAceh, Jumat, 24 Juni 2022.
Kastabuna menjelaskan, penyebab merosotnya harga sawit karena minyak mentah sawit (Calm Palm Oil/CPO) karena tender bermasalah. Sehingga CPO tidak tau harus dibawa kemana.
"Sekarang CPO tidak laku," kas dia. "Sejak dulu biasanya sudah ditender, harga CPO sekitar Rp 17 ribu."
Di sisi lain, Kastabuna meminta pemerintah jangan hanya fokus mengatasi permasalah minyak goreng. Sedangkan petani sawit jadi korban.
"Petani sekarang sudah stres, belum lagi harga pupuk melonjak," ujar dia. "Jadi pemerintah harus ada keseimbangan antara minyak goreng dan petani sawit yang memproduksi bahan baku."
- Aceh hanya Terima Rp33,2 miliar dari DBH Sawit, ini Tanggapan Apkasindo
- Harga TBS Sawit di Aceh Utara Capai Rp 2 Ribu Per Kilogram
- Harga TBS Sawit di Aceh Timpang dengan Ketetapan Pemerintah Jelang Idul Adha