Di Kendari, JMSI Bahas Dampak Geopolitik Transisi Energi

Khalid Zabadi. Foto: Dokumentasi pribadi.
Khalid Zabadi. Foto: Dokumentasi pribadi.

Ketua Panitia Hari Ulang Tahun ke-2 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Khalid Zabidi, mengatakan isu dekarbonisasi bakal menjadi pembahasan dalam rangkaian kegiatan hari ulang tahun organisasi perusahaan pers siber. 


“Isu ini menjadi isu sentral di dunia internasional dan menjadi penggerak utama kebijakan di negara-negara ekonomi besar di dunia,” kata Khalid dalam keterangan tertulis, Sabtu, 5 Februari 2022. 

Khalid mengatakan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan penting untuk dilihat. Tidak hanya dari sudut pandang hukum supply-demand, EBT juga bakal melahirkan berbagai konsekuensi baru secara geopolitik. Hal ini berdampak pada aspek sosial politik domestik. 

Karenanya, kata Khalid, berbagai pihak, terutama masyarakat pers nasional, perlu mengawal persoalan transisi energi sejak awal. Pembahasan pada peringatan HUT JMSI kedua di Kendari, Sulawesi Tenggara, melibatkan Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan dan Gerakan Net Zero Kadin Indonesia, Muhammad Yusrizki. 

Khalid mengatakan Muhammad Yusrizki menyajikan "Dekarbonisasi, Transisi Energi, dan Energi Baru Terbarukan dalam Kerangka Geopolitik". Pembahasan, kata dia, akan menekankan urgensi isu ini, terutama di arena Pemilu 2024. 

Selain Muhammad Yusrizki, JMSI juga mengundang Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani Haji Maming sebagai pembicara. Khalid berharap, seminar transisi energi ini akan memperkaya perspektif pemilik perusahaan pers yang bergabung dalam JMSI dan wartawan yang bekerja di perusahan-perusahan pers tersebut.