Diikuti 26 Daerah, Yeni Wahid Buka Kejurnas Panjat Tebing di Banda Aceh

Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid. Foto: situs resmi FPTI.
Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid. Foto: situs resmi FPTI.

26 dari 34 pengurus provinsi di Indonesia mendaftarkan atlet mereka pada Kejuaraan Nasional Kelompok Umur (KU) XV, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Acara ini akan digelar di Venue Wall Climbing FPTI Aceh, di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.


Kegiatan nasional ini bakal dibuka oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, besok. Selain ahlul bait, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Papua dan Maluku telah mendaftar.

“Mereka akan memperebutkan 28 medali emas,” kata Ketua Umum FPTI Aceh, Muhammad Saleh, dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 November 2021. 

Aceh, kata Muhammad Saleh, siap menggelar even akbar ini. Dia mengklaim persiapan untuk menggelar kejuaraan ini bakal rampung sebelum dibuka. Kejurnas ini diikuti sekitar 250 atlet, didukung 26 orang manager tim, 35 official, 35 pelatih, 25 tim teknis dari PP FPTI serta 45 tim teknis dan panitia lokal. 

Adapun kategori yang dipertandingan adalah Youth Lead (putra), Speed WR (youth B), Boulder (youth B), combined (junior putra). Lead (kids) dan speed klasik (youth D putra). Untuk peserta tingkat junior dibatasi tahun kelahiran 2003-2002. Youth A 2005-2004. Youth B  2007-2006, Youth C 2009-2008 dan Youth D 2011-2010. 

Muhammad Saleh mengungkapkan saat ini kontingen dari berbagai daerah tiba di Banda Aceh. Mereka mendapatkan akomodasi di berbagai hotel, penginapan dan rumah warga. Sesuai ketentuan yang berlaku, selama pelaksanaan kejurnas, seluruh anggota kontingen wajib mematuhi protokol kesehatan dan syariat Islam serta norma adat yang berlaku di Aceh. 

“Bagi atlet nonmuslim tetap diperbolehkan untuk tidak mengunakan jilbab atau penutup kepala. Tetapi tetap harus mengenakan celana panjang,” kata Muhammad Saleh.

Muhammad Saleh mengatakan penunjukan Aceh sebagai tuan rumah menjadi modal penting untuk menggelar Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI. 

“Jadi, kesempatan ini juga akan dijadikan sebagai ajang belajar bagi kawan-kawan untuk menyambut dua even penting itu,” kata Muhammad Saleh.