Ditinggal PDIP dan Gerindra, Golkar Bentuk Poros Sendiri

Airlangga Hartarto. Foto:net.
Airlangga Hartarto. Foto:net.

Ketua Dewan Pembina Relawan Muda Airlangga (RMA), Khalid Zabidi, mengatakan gambaran koalisi Pilpres 2024 usai Idul Fitri mulai bermunculan. Utamanya bagi Partai Golkar yang langsung bergerak setelah pertemuan elite Partai Gerindra dengan PDI Perjuangan.


Khalid mengamati, baik posisi maupun manuver politik Golkar dan Airlangga tak bisa dianggap remeh. Karena, terhitung tiga kali Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini didatangi dan mendatangi elite parpol lainnya. Pada 10 Maret 2022, Airlangga dan jajaran pengurus pusat Golkar bertamu ke kantor Partai Nasdem melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

"Menyusul setelah itu, tepatnya pada 7 Mei 2022 Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sowan ke kediaman Airlangga Hartarto dalam rangka silahturahmi Idul Fitri 1443 H," kata Khalid seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat, 13 Mei 2022.

Adapun pada pertemuan kemarin, Khalid menilai kedatangan Suharso dan Zulhas ke kediaman Airlangga sebagai penguatan Golkar menjadi induk poros koalisi Pilpres 2024. Airlangga Hartarto mulai membangun komunikasi politik riil dengan para capres dan ketua umum partai politik, Nasdem, Demokrat, PAN, PPP, yang memungkinkan terbentuknya poros politik baru.

Satu hal yang membuat Khalid yakin Golkar akan membentuk poros sendiri, yaitu ketika melihat kedekatan yang semakin erat antara elite Partai Gerindra dan PDIP. Apalagi, Prabowo lalu lalang dari Jakarta ke Yogyakarta menemui Presiden Joko Widodo, kemudian kembali lagi ke Jakarta hanya untuk sowan lebaran kepada Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani dan elite PDIP lain.

Prabowo kembali melakukan safari politik ke wilayah Jawa Timur untuk bertemu Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Dia juga mengunjungi beberapa ulama, pondok pesantren, hingga berziarah ke makam Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Prabowo dan Megawati nampaknya membangun poros politik terlebih dahulu sehingga tidak ada pilihan lain buat Golkar. Airlangga Hartarto menyambutnya dengan membangun komunikasi koalisi partai politik baru dan tampaknya tanpa PDIP dan Gerindra," kata Khalid.