DPR Aceh Kaji Materi Raqan Pengelolaan Karbon

PT PEMA Global Energi. Foto: ist.
PT PEMA Global Energi. Foto: ist.

Badan Legislasi (Banleg) DPR Aceh mulai melakukan pendalaman materi terkait Rancangan Qanun (Raqan) Pengelolaan Karbon Aceh. Raqan ini merupakan tindak lanjut atas usulan PEMA terkait dengan pemanfaatan sumur-sumur bekas Arun yang sudah kosong.


Ketua Banleg DPR Aceh, Mawardi, mengatakan pemanfaatan sumur-sumur tersebut untuk menyimpan karbon (CO2) yang ditangkap maupun CO2 yang dihasilkan dari sumur-sumur migas yang sedang beroperasi sehingga tidak terbuang ke udara.

Menurutnya, reservoir dari sumur-sumur bekas Exxon yang berlokasi di Blok B berjumlah 171 sumur, sekitar 50 sumur masih beroperasi dibawah PT PEMA Global Energi.

“Namun ada sekitar 120 sumur yang sudah kosong dan tidak beroperasi lagi, sumur-sumur tersebut masih boleh dimanfaatkan, inilah kuasa Allah,” kata Mawardi, dalam keterangan tertulis, Rabu, 17 Mei 2023. 

Politikus Partai Aceh (PA) yang akrab dipanggil Tgk Adek ini, menjelaskan bahwa sumur-sumur itu bisa digunakan untuk menyimpang karbondioksida dalam reservoir, sehingga bisa menjaga udara tetap bersih.

“Kita mendukung langkah net zero emission ditahun 2060, dan terus terang Aceh dapat memberikan layanan jasa untuk menyimpan karbon tersebut, tentunya program ini Allah berikan rezeki bagi kesejahteraan rakyat Aceh,” jelasnya.

Dia menuturkan, Carbon Capture Storage (CCS) tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk dunia industry, dikenal dengan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

“Disinilah kita butuh teknologi, tentunya juga didukung oleh kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) Aceh kedepannya,” sebutnya.

Disisi lain, Wakil Ketua Banleg DPR Aceh, Ridwan Yunus, mengkritisi atas proteksi dan keselamatan yang disebabkan dari operasional tersebut.

Menurutnya, semua pihak wajib melakukan kajian dan memastikan tidak akan berdampak bagi masyarakat sekitar, sebagaimana yang pernah terjadi diawal mulainya operasional Exxon dulu.

“Terutama pencemaran air tanah, keamanan dan sebagainya. Kebetulan ini pengalaman saya, saya lahir dan tumbuh dikawasan Blok B ini, yaitu Matangkuli,” jelas Ridwan.

Ahli Sub-Surface PGE, Kahfi, mengatakan bahwa cadangan Arun mencapai 10,000 ft kedalamannya, tekanannya sampai 7100 Psi, dan jenis bebatuan yang melingkari sumur adalah jenis karbonat dan ketebalan reservoir mencapai 800-1000 ft.

“Data-data tersebut menjadi bahan awal kajian, baik upaya memastikan keamanan reservoir, maupun saat injeksi, misalnya jangan melebih dari 7100 Psi (saat ini hanya 300-400 Psi saja),” ucap dia.

Sementara itu, Direktur Bisnis PT PEMA, Edward memastikan bahwa tahap awal adalah mengadakan Feasibility Study. Dimana studi kelayakan ini dilakukan selama dua tahun, jika dinilai layak maka dilanjutkan tahap konstruksi selama lima tahun.

“Setelah itu baru dilakukan injeksi pada tiga tahun selanjutnya. Jadi tidak serta merta semua kajian dan tahapan kita lakukan, apalagi ini proyek pertama di Asia yang secara masif dikembangkan,” ujar Edward.

Tgk Adek menambahkan, anugerah yang diberikan Allah untuk Tanah Rencong mesti dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, dikaji dan direncanakan dengan secara detail. Hal ini bukan hanya untuk generasi saat ini, tapi juga generasi Aceh di masa hadapan.

“Cukuplah pengalaman Exxon kita tidak tahu apa-apa, namun kedepan SDM Aceh harus kita siapkan untuk mengelola segala sumber daya alam di Aceh ini,” kata Tgk Adek.