DPRK Banda Aceh Minta Migrasi Nasabah BSI Ditunda

Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar. Foto: humasdrpk
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar. Foto: humasdrpk

Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar, meminta manajemen PT Bank Syariah Indonesia agar menunda sementara proses migrasi rekening nasabah BRIS dan BNIS. Hal itu untuk menghindari terjadinya kerumunan massa. 


"Untuk mencegah dan menghindari terjadinya penularan Covid-19 secara masif," kata Farid dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Juni 2021. 

Permintaan itu juga berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nomor 360/044/2021 perihal penundaan sementara segala bentuk aktivitas yang menimbulkan kerumunan di wilayah Kota Banda Aceh. 

Saat ini, kata Farid, Banda Aceh sudah menjadi zona merah penyebaran Covid-19. Untuk itu, sangat perlu untuk ditunda sementara. 

Menurut Farid, migrasi rekening nasabah sangat penting untuk menunjang kelancaran transaksi keuangan masyarakat. Akan tetapi di tengah kondisi pandemi saat ini dikhawatirkan terjadinya kelonggaran atau ketidakdisiplinan penerapan protokol kesehatan. 

"Kita meminta kegiatan tersebut ditunda dulu sementara waktu sampai Banda Aceh keluar dari zona merah. Sebab kondisi di lapangan longgar penerapan Protkes, sehingga banyak warga yang menyampaikan keresahannya kepada kami," kata Farid. 

Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, sejak 9 Juni 2021 terjadi peningkatan kasus positif baru sebanyak 54 orang, 52 dalam perawatan dan meninggal 2 orang. Oleh karena itu, kata dia, DPRK Banda Aceh selalu mengimbau warga kota agar terus meningkatkan kewaspadaan dengan cara menerapkan protokol kesehatan. 

Tak terkecuali saat melakukan migrasi rekening di kantor kantor operasional BSI, kata Farid. Dia mengingatkan kepada instansi pemerintahan maupun swasta agar menjalankan dan mematuhi segala imbauan dan anjuran Forkopimda Banda Aceh yang tengah berupaya memutus mata rantai Covid-19 di ibu kota Provinsi Aceh itu.

Menurut Farid, untuk mengoptimalkan proses migrasi rekening nasabah, BSI bisa memaksimalkan pelayanan digital melalui aplikasi ataupun call center yang dapat diakses nasabah tanpa perlu mendatangi kantor operasional bank.

“Dengan maksimalnya pelayanan online, tentunya akan meminimalisir jumlah pengunjung yang datang ke kantor bank sehingga penerapan protokol kesehatan lebih mudah dikontrol,” ujar Farid.

Salah satu warga Banda Aceh, Wahyuniati, menghawatirkan aktivas orang yang mebludak saat proses migrasi BSI. Padahal kasus Covid-19 makin mencuat. 

Jadi, kata Farid, sangat beralasan akan penundaan itu. Mengingat setiap individu perlu lebih melindungi diri dan keluarganya dari wabah. Apalagi, jika sudah terpapar virus maka akan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Bahkan turut berdampak pada finansial masyarakat karena mereka tidak bisa mencari nafkah untuk sementara waktu.

"Mari sama-sama kita saling menjaga, mematuhi prokes sebagaimana anjuran pemerintah agar Covid-19 ini benar-benar lenyap," kata Farid.