Duta Damai Aceh Minta Implementasi MoU dan UUPA Dijalankan

Koordinator Duta Damai Aceh bidang Kelembagaan dan Kemitraan Strategis, Andy Mu'arif. Foto: Ist.
Koordinator Duta Damai Aceh bidang Kelembagaan dan Kemitraan Strategis, Andy Mu'arif. Foto: Ist.

Koordinator Duta Damai Aceh bidang Kelembagaan dan Kemitraan Strategis, Andy Mu'arif, mengatakan dengan momentum 17 tahun Damai Aceh yang berbarengan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-77 diharap dapat menjaga perdamaian yang telah terwujud.


"Kita mengharapkan kepada semua elemen di Aceh untuk tetap menjaga perdamaian di Aceh karena dengan damai saat ini kita bisa beraktifitas dengan leluasa," kata Andy Mu'arif di Banda Aceh, Selasa, 16 Agustus 2022.

Andy menyampaikan, proses perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia merupakan perjalanan panjang bagi rakyat Aceh. Sehingga damai yang telah terawat selama ini wajib dijaga oleh semua pihak.

"Kita mesti merawat damai Aceh, mengisi dengan hal yang positif dan membangun Aceh," ujar dia.

Dia mengatakan, dalam momentum HUT RI tahun ini, pemuda Aceh harus berani bersaing dengan pemuda yang ada di luar Aceh. Menurutnya pemuda harus bisa menjadi aset bangsa dan lokomotif pembangunan Aceh.

Selain itu, anak muda Aceh juga dituntut memiliki kemampuan atau skill yang mempuni. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini harus dapat dikuasai oleh pemuda Aceh, sehingga dapat bersaing secara global.

"Pemuda Aceh harus bisa membaca peluang. Apalagi setelah lebih dua tahun Aceh terimbas dengan pandemi Covid-19 banyak lapangan usaha yang tutup. Sekarang berbenah dan bangkit dengan semangat yang kuat," katanya.

Disamping itu, Andy juga meminta pemerintah untuk menjalankan butir-butir MoU dan Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) yang dinilai hingga saat ini belum berjalan maksimal seperti cita-cita masyarakat Aceh.

"Itu merupakan kekhususan Aceh dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Semangat damai Aceh dan dalam memperingati HUT RI ke 77 menjadi momentum bagi kita semua untuk mengawal MoU dan UUPA ini," sebut dia.

Dia menjelaskan, bahwa hal yang sama juga telah pernah disampaikan dalam diskusi pemuda milenial yang digelar oleh Aceh Resource and Development (ARD) di Hotel Kryriad Banda Aceh beberapa waktu lalu dengan tema "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Saatnya Pemuda dan Milenial Aceh Bangkit Pasca Pandemi dan Mengejar Ketinggalan".

Sejumlah pihak yang hadir dalam kegiatan diskusi itu sepakat bahwa perdamaian Aceh harus dirawat dan dijaga selamanya. Selain itu, para pihak juga meminta pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar seluruh butir-butir yang tertuang dalam MoU Helsinki dapat direalisasikan.

Dalam diskusi itu, lahir sejumlah rekomendasi dari lintas pemuda di Aceh, diantaranya pemerataan pendidikan antara kota dan desa, peningkatan kapasitas guru di semua level pendidikan seluruh Aceh, Pemerintah Aceh perlu melatih life skill kepada pemuda dan memberikan modal usaha kepada pemuda.

Lalu program kampus merdeka harus benar-benar membuat mahasiswa merdeka, sistem perbankan harus berpihak pada peningkatan UMKM dan masyarakat kecil, UUPA harus berjalan sebagaimana diharapkan masyarakat Aceh, Implementasi UUPA oleh semua pihak, dan mengawal dana otonomi khusus Aceh agar tepat sasaran.