Bekas Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, mengklaim ekspor benih bening lobster (BBL) dapat menciptakan ekonomi negara menjadi bangkit. Dia juga mengklaim tidak mencuri sepeserpun uang negara.
- Gubernur Nurdin Minta Maaf
- KPK Tetapkan Gubernur Nurdin sebagai Tersangka dengan Barang Bukti Uang Rp 2 Miliar
- HMI Lhokseumawe Tuntut Majelis Hakim Bebaskan Arwan Syahputra
Baca Juga
Pernyataan tersebut disampaikan Edhy usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 22 Februari 2021.
Edhy pun memastikan kebijakan ekspor BBL yang kini membuatnya terseret kasus suap telah mendapat persetujuan dari pihak terkait di KKP.
"Tidak mungkin izin itu tanpa rekomendasi, tanpa persetujuan Dirjen (Perikanan) Budidaya, tanpa persetujuan Dirjen (Perikanan) Tangkap. Tidak mungkin jalan ekpor tanpa dipersetujukan karantina, tidak mungkin dia jalan sendiri-sendiri. Ini bukan penyelundupan," ujar Edhy Prabowo seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Hal tersebut sekaligus merespons sidang kedua dengan terdakwa Suharjito selalu pihak pemberi suap pada Rabu (17/2). Pada sidang itu, Majelis Hakim meragukan kompetensi ketua dan wakil ketua tim uji tuntas atau due dilligence yang ditunjuk Edhy untuk mengurusi izin ekspor BBL.
Kedua orang yang ditunjuk Edhy itu adalah, Andraeu Misanta Pribadi dan Safri yang juga tersangka dalam perkara ini yang bukan berasal dari internal KKP.
"Saya justru malah mengamankan penyelundupan, saya mau mengamankan hilangnya uang negara, hilangnya potensi pendapatan negara," kata Edhy.
Klaim Edhy pun memiliki alasan tersendiri. Yakin, pihaknya membuka semua pintu wilayah untuk melakukan ekspor.
"Indonesia timur sekarang sudah bisa ekpor langsung, kenapa enggak dilihat dari hal positifnya dulu? Oke saya salah, saya akuin kesalahan saya, saya enggak lari dari kesalahan. Tapi kenapa enggak berbicara dari kebenaran yang pernah saya buat banyak juga?" tegas Edhy.
Edhy pun lantas membeberkan prestasinya hingga dirinya diangkat menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo. Dia tidak ujug-ujug jadi menteri. Saat ini, Edhy merasa dilecehkans seolah-olah menjadi orang yang paling menyusahkan negara.
"Saya enggak nyuri uang negara sedikit pun. Saya menciptakan ekonomi negara bangkit," kata Edhy.
- MaTA Minta Komisi Yudisial Awasi Hakim Tipikor Banda Aceh
- Polri Tetapkan Enam Laskar FPI Yang Tewas di Tol Cikampek sebagai Tersangka, Refly Harun Bingung
- Hamas Sambut Rencana Penyelidikan Kejahatan Israel terhadap Palestina