Ekonom Sebut MoU Disdik dengan BPMA Langkah Tepat Antisipasi Kelangkaan Tenaga Kerja Terampil

Profesor Mukhlis Yunus
Profesor Mukhlis Yunus

Ekonom Universitas Syiah Kuala (USK), Profesor Mukhlis Yunus, mengapresiasi Dinas Pendidikan Aceh menggandeng Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) dalam meningkatkan mutu pendidikan bidang industri Migas. Menurutnya, kerjasama Dinas Pendidikan dengan BPMA adalah langkah yang sangat tepat.


Dia menjelaskan, penandatangan itu bermakna bahwa Dinas Pendidikan Aceh respon terhadap kelangkaan tenaga kerja yang terampil, sesuai kebutuhan pasar kerja. “Jadi hadirnya Dinas Pendidikan yang bekerjasama dengan BPMA adalah langkah yang tepat. Sehingga ke depan Disdik Aceh akan mampu melahirkan tenaga kerja yang sinergi dengan kebutuhan pasar,” kata guru besar USK itu, di Banda Aceh, Kamis, 4 Agustus 2022.

Mukhlis yang juga Tim Kerja Penjabat Gubernur Aceh itu mengatakan, dulu saat PT. Perta Arun Gas dibuka, banyak masyarakat Aceh yang ingin bekerja di perusahaan tersebut. Akan tetapi perusahaan hanya bisa mengakomodir sebagian kecil tenaga kerja lokal, namun hanya jadi buruh kasar.

“Maka dengan adanya MoU terhadap pendidikan vokasi terhadap pertambangan dan Migas dengan BPMA inilah yang saya katakan bahwa Disdik Aceh responsif. Karena ke depan akan terbuka sejuta peluang untuk lapangan kerja di bidang migas,” katanya.

Pria yang pernah menjabat sebagai direktur Pascasarjana Magister Manajemen USK itu mengatakan, bahwa beberapa perusahaan besar seperti Repsol dan Premier Oil sedang melakukan eksplorasi yang diprediksi dalam waktu yang tidak terlalu lama akan ada hasil yang cukup signifikan yang kemudian akan diikuti oleh eksploitasi.

Maka dengan adanya MoU ini adalah untuk mengantisipasi peluang yang tersedia akibat adanya peluang kerja baru yang menghendaki tenaga -tenaga terampil yang dididik melalui vokasi. Sehingga, tidak hanya cukup pengetahuan tapi juga cukup pengalaman, terampil, siap kerja.

“Ini adalah momen yang tepat Dinas Pendidikan Aceh mengambil sikap untuk bekerjasama berharap bahwa kita jangan sampai tinggal selangkah,” kata Mukhlis Yunus.