Esensi dan Hikmah Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW dalam Pemberantasan Korupsi

Firli Bahuri. Foto: ist.
Firli Bahuri. Foto: ist.

UMAT ISLAM dunia khususnya di Indonesia hari ini, Sabtu 18  Februari 2022, kembali memperingati Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, yakni perjalanan spiritual Rasulullah Nabi dari Masjid al-Haram di Mekkah ke Masjid al-Aqsha di al-Quds Palestina, dan dilanjutkan naiknya baginda Rasulullah SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak bisa dijangkau oleh semua makhluk, malaikat, jin dan manusia.

Isra Mi’raj seyogianya tidak hanya diperingati sebagai hari besar keagamaan dengan acara atau kegiatan seremonial yang meriah semata.

Akan tetapi, seluruh hikmah dari peristiwa spiritual yang sarat dengan nilai-nilai ke-esa-an Allah SWT ini, seyogianya kita maknai, sebagai landasan hidup dan kehidupan segenap umat manusia serta alam semesta.

Isra mi’raj sejatinya merupakan manifestasi aqidah atau keyakinan seorang hamba yang berakhlak terhadap ke-esaan Allah SWT, agar ruh Isra Mi'raj senantiasa menjadi guidance dalam pembentukkan akhlak baik serta peradaban seluruh umat manusia.

Pembentukan akhlak harus terus dilakukan agar umat manusia tidak kehilangan sisi-sisi kemanusiaannya yang baik seperti kejujuran dan kesederhanaan, sebagai hamba-Nya di dunia fana ini.

Akhlak yang baik adalah kunci utama untuk meredam sifat tamak, sisi gelap yang ada dalam diri setiap umat manusia, dimana tamak atau ketamakan dapat mengubah tabiat manusia menjadi rakus layaknya seekor tikus, tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki dan selalu merasa kurang dengan apa yang sudah diperolehnya.

ADVERTISEMENT

Tamak sangat dilarang dalam ajaran Islam dan agama-agama serta aliran kepercayaan terhadap tuhan yang diakui dunia, karena sifat tamak akan memberi dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.

Tamak juga merupakan salah satu penyakit hati yang merubah mindset atau pandangan seseorang untuk lebih mencintai harta benda ketimbang mahhabah atau mencintai Allah SWT yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan kepada-Nya.

Baginda Rasulullah SAW sangat membenci sifat tamak, Beliau bersabdah:

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

“Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.”

Hadits Nabi Besar Muhammad SAW ini, jelas mengingatkan kita bahwasanya ketamakan manusia terhadap harta dan jabatan pasti akan merusak agamanya dan membawa kepada kezhaliman, kebohongan dan perbuatan keji, karena manusia tamak akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, naudzubillah min dzalik.

Tamak adalah salah satu faktor penyebab utama seseorang berperilaku koruptif, sehingga kehilangan akal sehat dan berani melakukan korupsi, kejahatan kemanusiaan yang juga sangat di benci oleh Rasulullah SAW.

Sejarah mencatat, setidaknya telah terjadi empat kali kasus korupsi pada zaman Nabi Muhammad SAW, yaitu pertama, kasus ghulul atau penggelapan yang dituduhkan oleh sebagian pasukan perang Uhud terhadap Nabi SAW.

Kedua, kasus budak bernama Mid’am atau Kirkirah yang menggelapkan mantel. Ketiga, kasus seseorang yang menggelapkan perhiasan seharga 2 dirham, dan kasus ke-empat adalah hadiah (gratifikasi) bagi petugas pemungut zakat di kampung Bani Sulaim, bernama Ibn al-Lutbiyyah.

Esensi lainnya yang dapat digali dari peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW adalah nilai-nilai amar ma'ruf nahi munkar yang senantiasa diajarkan serta diperlihatkan selalu oleh Baginda Rasulullah SAW dalam keseharian beliau, semasa hidupnya di dunia.

Amar ma'ruf nahi munkar memiliki arti melakukan sesuatu kebaikan dan mencegah terjadinya kejahatan, seyogianya dapat kita lakukan semaksimal mungkin, yaitu dengan kekuasaan jika memiliki jabatan, dengan lisan atau perkataan, dan minimal diniatkan serta diucapkan dalam hati saja.

Biasanya, orang yang menerapkan prinsip amar ma'ruf nahi munkar akan melaksanakan rencana-rencana perbaikan moral, etika dan akhlak, serta mencegah diri dan lingkungan sekitarnya dari kejahatan yang merusak, salah satunya korupsi dan perilaku koruptif.

Karena inilah, kami tidak henti-hentinya mengajak seluruh komponen dan eksponen bangsa untuk bersama KPK memberantas korupsi yang telah berurat akar di republik ini, karena kami sadar, penanganan korupsi tidak akan efektif, terukur, cepat, tepat dan efisien tanpa dukungan dan doa dari segenap anak-anak bangsa di NKRI.

Semoga esensi dan nilai-nilai Isra' Mi'raj, semakin mengentalkan spirit segenap anak bangsa di NKRI untuk melawan korupsi serta perilaku koruptif di bumi pertiwi. Mari bersama kita wujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa agar kesejahteraan sekaligus kemakmuran bagi seluruh bangsa dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote dapat terwujud dan diwujudkan apabila NKRI terbebas dari kejahatan korupsi. Saya meyakini bahwa harapan semua penghuni negeri ini bahwa suatu saat Indonesia menjadi negara yang bebas bersih dari segala bentuk korupsi dan Indonesia hidup dalam suatu budaya dunia yaitu budaya Antikorupsi. Bersatu berantas korupsi, Mengabdi tak henti untuk Negeri.

| Penulis merupakan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).