Fadilah Puasa VII

Ilustrasi: RMOLAceh.
Ilustrasi: RMOLAceh.

FADILAH puasa hari ke tujuh adalah Allah memberikan Surga Naim. Allah juga memberikan pahala seribu syuhada dan empat puluh ribu orang yang sadik (shiddiq). Surga Naim, sesuai dengan kalimatnya, berarti tempat penuh kenikmatan. 

Allah meciptakan surga ini dari perak putih. Surga Jannatun Naim disebutkan dalam firman Allah SWT, surat Luqman ayat 8: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga-surga yang penuh kenikmatan.”

Allah SWT kembali menjanjikan salah satu nama-nama Surga Naim untuk muslim yang bertakwa dan beramal saleh. Kandidat penghuninya, pertama, adalah orang-orang seperti yang disebutkan dalam surat di atas. 

Ayat ini menerangkan bahwa bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, membenarkan para rasul, dan mengerjakan amal saleh, baik yang terdapat di dalam kitab yang diturunkan-Nya maupun yang disampaikan oleh rasul, dan menghentikan semua yang dilarangnya. 

Mereka tidak mendengarkan nyanyian, dongengan, dan segala macam bunyi-bunyian yang dapat merusak iman, mengurangi ketaatan, dan membawa ke jalan yang menjurus kepada perbuatan jahat.

Bagi mereka disediakan surga yang penuh kenikmatan. Di dalamnya terdapat segala macam kesenangan yang diinginkan, seperti makanan, minuman, pakaian, kamar-kamar, dan sebagainya.

Kedua adalah orang-orang yang bertakwa. Surat Alqalam ayat 34 Allah berfirman, “Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.”

Secara ringkas kita boleh memaknai ayat di atas adalah; bagi yang durhaka maka Allah akan memberikan azab yang pedih sebagai balasan. Sedangkan bagi yang bertakwa (muttaqin) balasannya seperti yang diuraikan pada ayat di atas. Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa disediakan surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya.

Maka marilah kita selalu berikhtiar agar amal ibadah yang kita lakukan tidak sia-sia, yaitu dengan kita menjaga seluruh anggota badan kita agar tidak melakukan hal hal yang dilarang oleh agama kita, baik anggota badan kita yang zahir maupun anggota badan kita yang batin. 

| Penulis adalah Pimpinan Pesantren Mishrul Huda Malikussaleh, Banda Aceh.