Fadilah Puasa XIII

Ilustrasi: RMOLAceh.
Ilustrasi: RMOLAceh.

KITA mafhum bahwa Allah memberikan kelebihan kepada tempat-tempat tertentu dan kepada waktu- waktu tertentu. Semua Allah gambarkan dalam Alquran maupun di dalam hadis. 

Misalnya kita salat di rumah dengan salat di masjid. Meski sama-sama melaksanakan salat subuh, namun fadilah keduanya jelas berbeda. Salat di masjid lebih besar pahalanya bila dibandingkan dengan salat di rumah. Ada banyak yang menyebabkan kelebihan salat di masjid.

Berbicara tentang dua Kota Suci, Mekah dan Madinah, sepertinya tidak ada umat Islam yang tidak bercita-cita pergi dan berkunjung ke sana. Semua kita ingin pergi, baik dalam berhaji atau umrah. 

Di antara kelebihan Mekah dan Madinah adalah Allah menjadikan kedua kota itu tidak bisa dimasuki oleh dajjal. Semua tempat di dunia ini bakal dimasuki dajjal, kecuali dua Kota Suci itu. 

Rasulullah Muhammad saw, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, berkata, “Tidak ada satu negeri pun yang tidak dimasuki dajjal, kecuali Mekah dan Madinah. Dia tidak mendapati celah/jalan masuk. Pada (kedua kota itu) terdapat malaikat yang berbaris menjaga.”

Kelebihan lain kota Mekah dan Madinah adalah Allah melipatgandakan pahala amal baik dan melipatgandakan dosa amal kejahatan. Allah berfirman dalam dalam surat Alhajj, ayat 25, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil Haram yang Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih.”

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad saw juga mengatakan, “Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 salat di masjid lainnya selain Masjidil haram. Salat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 salat di masjid lainnya.”

Banyak sekali kelebihan-kelebihan lain yang diberikan oleh Allah kepada dua Kota Suci itu. Itu semua dapat kita raih dengan berpuasa pada hari ini. Dengan catatan, kita harus menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa, bukan sekadar membatalkan puasa kita.

| Penulis adalah Pimpinan Pesantren Mishrul Huda Malikussaleh, Banda Aceh.