Filosofi Nomor Urut 17 dan Capres PPP 2024

Ghazali Abbas. Foto: net.
Ghazali Abbas. Foto: net.

KEHADIRAN dan eksistensi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah jelas belaka. Lahir pada 5 Januari 1973 dari hasil fusi  empat partai Islam, Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti (PI Perti), dan 5 Januari 2023 usia PPP pas 50 tahun.

PPP ini juga disebut sebagai partai warisan ulama. Karena memang  keempat partai ini menjadi wadah politik para ulama, dan PPP juga disebut sebagai partai Islam.

Sebab PPP berazaskan Islam dan berlambang kabah sesuai AD/ART yang dielaborasi dalam butir-butir rukun khidmat dan prinsip perjuangan PPP yang menjadi jatidiri, karakter, identitas dan ideologi, sekalagus sebagai pedoman, rambu-rambu dan pegangan bagi umat PPP ketika berkiprah dalam aktifitas dan kerja-kerja politik di Indonesia. Baik dalam parlemen maupun di luar parlemen. 

Dengan demikian harus dipahami dan menjadi konsekuensi logis bagi umat PPP dalam sagala ruang dan waktu ketika terlibat dan melakukan kerja-kerja politik terikat dengan jatidiri, karakter, identitas dan ideologi yang termaktub dalan AD/ART yang dielaborasi dalam butir-butir rukun khidmat dan prinsip. Perjuangan PPP itu.

Alhamdulillah, dengan izin dan maunah-Nya serta usaha, dedikasi dan kerja keras para pendahulu (as-ssabiquunal awwaluun), dilanjutkan oleh generasi-generasi umat PPP berikutnya dalam rupa-rupa dinamika bahkan turbulensi dalam kehidupan perpolitikan di Indonesia sampai saat ini masih eksis dan berkiprah sebagai salah satu partai politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dan menjadi bagian dari partai yang ikut dalam kontestasi politik limatahunan mengisi kursi-kursi-lembaga legislatif dan eksekutif. Dan semoga kedepan partai Islam ini akan terus eksis menjadi wadah sekaligus alat  perjuangan umat li-izil Islam walmuslimin, rahmatan lil-'alamin,  mewujudakan masyarakat yang adil, makmur, tanang beribadah, sejahtera dalam kehidupan dan aman dari ketakutan, baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Filosofi Nomor Urut 17

Insya Allah tahun 2024 negara Indonesia kembali memggelar kontestasi politik pemilihan anggota legislatif dan eksekutif di semua tingkatan pemerintahan. Syukur PPP termasuk salah satu partai politik yang menjadi peserta pesta demokrasi limatahunan ini, dan dalam undian nomor urut pileg 2024 Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum, Muhammad Mardiono dan Sekjen DPP PPP, Moh Arwani Thomafi yang mengambil nomor undian itu, PPP mendapatkan nomor urut 17.

Saat mendapatkan nomor urut 17 itu di kantor KPU Pusat, pengurus DPP PPP wajah mereka senyum sumringah, pertanda suka cita. Muhammad Mardiono didampingi beberapa petinggi DPP PPP menyampaikan pidato singkat, dan menurut saya yang menjadi catatan penting, terutama bagi umat PPP dari isi pidato.

Dalam pidatonya, Mardiono mengatakan "Al-Quran diturunkan pada 17 Ramadhan, dan jumlah shalat dalam satu hari yaitu 17. Kiranya dengan nomor 17, teman-teman memiliki filosofi perjuangan Islam juga. Ini semua menjadi kebangkitan Islam, kebangkitan PPP untuk terus mengawal Indonesia. Serta mengantarkan Indonesia menuju sejahtera, lahir batin, menjadi negara baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur".

Benar, tekstual isi pidato Muhammad Mardiono ini bahwa nomor urut 17 mengandung filosofi yang menurut pemahaman saya beririsan dengan jatidiri, karakter, identitas dan ideologi PPP yang tertulis dalam Rukun Khidmat dan Prinsip Perjuangan PPP, hanya saja bagaimana mebumikannya dalam aktifitas dan kerja-kerja politik PPP dalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 

Entahlah bagaimana menurut para pihak, tetapi menurut saya, misalnya berpolitik dalam PPP sebagai bagian dari ibadah dan alat perjuangan dalam upaya amar ma'ruf nahi munkar. Dan dua prinsip ini terdapat dalam lembaran al-Quran kitab suci umat Islam yang awal diturunkannya pada tanggal 17 Ramadhan dan angka 17 ini menjadi nomor urut PPP dalam kontestasi politik limatahunan di Indonesia.

Allah swt melalui firman-Nya dalam al-Quran menyatakan, bahwa tujuan menciptakan jin manusia adalah hanya untuk beribadah kepada-Nya (QS, adz-Dzaariyaat, ayat 56), yang harus dilaksanakan sepanjang hidup, sampai ajal menjemputnya (QS, al-Hijr, ayat 99).

Adalah para ulama, mendefinisi dan mendeskripsikan, "segala hal dalam aktifitas keseharian manusia, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, lahir dan batin yang Allah ridhai dan cintai adalah ibadah".

Ini bermakna pula bahwa segala perilaku manusia itu harus dicintai dan diridhai Allah, dan apabila sebaliknya berarti apa yang dilakukan bukan ibadah, sehingga manusia itu tidak melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagaiman yang diperintahkan Allah kepadanya berdasarkan ayat-ayat Allah itu.

Para ulama juga menjelaskan syarat-syarat bahwa perkataan dan/atau perbuatan itu dicintai dan diridhai Allah sehingga menjadi ibadah, ialah;

Pertama, dilakukan dalam kondisi/statusnya sebagai orang beriman (mukmin), sebagaimana dalam  rukun iman yang enam, sesuai dengan salah satu firman Allah, "Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan akan Kami berikan balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (QS, an-Nahl, ayat 97). 

Kedua, dilakukan semata-mata karena dan mengharap kasih sayang dan ridha Allah, sesuai firman-Nya, "Katakan (Muhammad) sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tidak ada sekutu baginya, dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)" (QS, al-An'am, ayat 162). "Dan barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka akan Kami memberikannya pahala yang besar" (QS, an-Nisa', ayat 114). 

Ketiga, sesuai dengan ketentuan (hukum) Allah yang dibawa Rasul-Nya Muhammad saw. Dan ini konsekuensi logis bagi orang-orang beriman (mukmin), bahwa apapun aktifitas/profesinya harus sesuai dangan ketentuan (hukum) Allah itu. "Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan satu ketetapan (untuk urusan hidup dan kehidupan mereka), akan ada pilihan lain bagi mereka. Dan barangsiapa mendurhakai (membangkang) Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata" (QS, al-Ahzaab, ayat 36). "Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim (yang menetapkan hukum) dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya" (QS, an-Nisa', ayat 65).

Keempat, dilakukan berdasarkan ilmu. "Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang berilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan" (QS, al-Mujaadilah, ayat 11). Juga peringatan Rasulullah Muhammad saw sebagaimana salah satu hadisnya, "Apabila suatu urusan (tugas dan/atau profesi) diserahkan kepada yang bukan ahlinya (tidak profesional/berilmu), maka tunggulah kehancuran".

Lawan ibadah adalah maksiat, yakni apabila manusia itu yang tujuan penciptaannya oleh Allah swt hanya untuk beribadah kepada-Nya dengan ketentuan-ketentuan dan syarat yang sudah dan jelas itu, maka apabila dalam aktifitas/profesi kesehariannya, baik ucapan maupun perbuatan tidak demikian, maka manusia itu dengan sadar dan sengaja melakukan maksiat (pembangkangan) kepada Allah.

Dengan demikian, maka konsekuensinya adalah, dalam segala ruang dan waktu apapun aktifitas/profesi yang dilakukan manusia  haruslah sebagai ibadah, tidak terkecuali kerja-kerja politik sebagai politisi. Dengan demikian tepat dan klop sudah bagi umat PPP berpolitik merupakan bagian dari ibadah kepada Allah swt sebagaimana tertulis dalam Prinsip Perjuangan PPP.  

Filosofi nomor urut 17 PPP juga dikaitkan dengan jumlah shalat dalam sehari semalam 17 rakaat, dan bagi setiap muslim shalat itu dikerjakan tidak sekedar ritual rutin, tapi harus fungsional mencegah perbuatan keji dan mukar (QS, al-'Ankabuut, ayat 45). Dan komplitnya dalam al-Quran ada paket yang diperintah Allah kepada hamba-hamba/umat-Nya terbaik, yakni menyuruh yang baik dan mencegah yg munkar (amar ma'ruf nahi munkar) "(QS, Aali 'Inraan, ayat 110), dan ini juga merupakan prinsip perjuangan dalam aktifitas dan kerja-kerja politik yang tertulis dalam Prinsip Perjuangan PPP. Artinya dalam berbagai aktifitas dan kerja-kerja politik umat PPP harus berpegah pada prinsip ini. Apabila umat PPP konsisten berpolitik sebagai bagian dari ibadah dan amar ma'ruf nahi munkar, maka harus menghindari dan menafikan konsep, strategi dan perilaku politik maksiat sekularistis, pragmatis hedonistis.

Capres PPP 2024-2029

Sebagai partai politik sudah pasti PPP ikut terlibat dalam aktifitas dan kerja-kerja sekaitan dengan agenda politik di Indonesia. Selain urusan internal persiapan menghadapi pemilu lagislatif, juga aksternal, yakni pemilu presiden. Dan konsekuensi dari filosifi nomor urut 17 PPP sebagaimana saya urai di atas, maka hajat inipun harus merupakan bagian dari ibadah dan amar ma'ruf nahi munkar, jauh dari perilaku sekularistis, pragmatis hedonistis, karena perilaku ini adalah merupakan bentuk pembangkangan dan maksiat kepada Allah swt. Dan apabila keterlibatan dalam proses pemilihan presiden sebagai bagian dari ibadah sesuai prisip perjuangan PPP,  maka definisi dan syarat-syarat suatu perbuatan itu menjadi ibadah harus dapat dipenuhi sebagimana saya urai di atas. Dan ini harus satu nafas dengan prinsip perjuangan amar ma'ruf nahi munkar.

Ini bukan menggurui, tetapi menurut saya, dengan dasar pemikiran seperti ini, PPP harus melihat dan meneliti sosok dan rekam jejak seseorang warga negara Indonesia yang sesuai dengan apa yang

tertulis dalam butir-butir prinsip perjuangan PPP untuk kemudian mendukung dan menjadikannya sebagai Capres. 

Adalah Muhammad saw menerima wahyu pertama pada 17 Ramadhan dan dalam peristiwa isra' mi'raj menerima kewajiban shalat lima waktu sehari semalam 17 rakaat, (anggka 17 menjadi nomor urut PPP) dan Rasul Allah terakhir ini telah menunjukkan contoh teladan yang baik (uswatun hasanah)  dalam berbagai aspek hidup dan kehidupan, termasuk berkaitan dengan kepemimpinan beliau dalam urusan hidup  dan kehidupan masyarakat banyak (sekarang ini disebut pejabat publik), ialah;

Pertama amanah, yakni saya memahami pejabat publik itu harus bekerja profesional sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) nya, memenuhi janji-janji yang telah disampaikan kepada masyarakat, melaksanakannya dengan sungguh-sungguh berdasarkan e-planning, e-bugeting, e-controling dan e-reporting. Untuk kinerja dan keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, Dan paling utama tanggungjawab kepada Allah, karena amanah itu akar katanya iman, maka pejabat publik yakin, dalam segala ruang dan waktu Allah selalu bersamanya dan melihat perilakunya (QS, al-Hadiid, ayat 4), Allah Mahatahu yang tersembunyi  dan yang jelas (transparan) dan Mahatahu apapun yang dilakukan (QS, al-An'aam, ayat 3). Dapat bersembunyi dari pandangan manusia, tatapi tadak bisa di mata Allah (QS, an-Nisaa', ayat 108). Seperti inilah sosok dan rekam jejak pejabat publik yang memiliki sifat amanah.

Kedua shidiq, ialah memilki integritas, berkata benar dan jujur, seiring antara ucapan dan perbuatan untuk kemaslahatan dan kesejatraan masyarakat banyak, tidak diskriminanatif, apapun suku dan agamanya semua masyarakat harus tenang beribadah, sejahtera dalam kehidupan dan aman dari ketakutan. 

Ketiga tabligh, yakni komunikatif, transparan, pro dan dekat dengan masyarakat, berbicara dengan bahasa, 

sikap santun, simpatik dan ramah serta  memiliki pergaulan yang luas. 

Keempat fathanah, ialah memiliki kompetensi, konsepsional, cerdas, kreatif, inovatif dan visioner.

Ini adalah sifat-sifat kepemimpian yang dicontohkan Rasulullah, realistis dan aktual dalam segala ruang dan waktu sepanjang masa.

Sebagai bagian dari umat Muhammad saw, maka umat PPP harus berpegang teguh dan melaksanakan ajaran dan teladan Rasul Allah terakhir ini ketika mendukung dan memilih pejabat publik/pemimpin. Membuang jauh-jauh pikiran dan sikap sekularistis, pragmatis hedonistis ketika mendukung dan memilih pemimpin.

Jelas belaka kriteria yang dicontohkan Rasullah itu, bahwa baik tersurat maupun tersirat, tidak ada  kriteria seperti berambut putih dan mukanya sudah berkerut. Atau seperti yang pernah disuarakan seorang politisi yang terkesan menuhankan elektalibilitas yang akan didukung dan dipilih, kendati banyak juga pihak yang meragukan obyektifitas survey itu. Namun terlepas dari diskursus obyektif atau tidak angka survey, saya ingatkan salah satu ayat firman Allah, "Dan jika mengikuti kebanyakan (suara terbanyak) orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya prasangkaan (dugaan) belaka (belum pasti) dan mereka hanyalah membuat kebohongan" (QS, al-An'aam, ayat 116). 

Juga dikatakan capres itu harus memiliki dana yang cukup. Menurut saya, bertuhan pada elektabilitas dan memiliki dana yang cukup untuk didukung sebagai capres secara tidak langsung manafikan kriteria pemimpin menurut Rasulullah Muhammad saw. Ini benar-benar pikiran dan sikap kaum sekuler, pragmatis hedonistis. 

Akhir-akhir ini sudah muncul atau dimunculkan beberapa nama sebagai capres 2024-2029, dan menurut saya ini sah-sah saja dalam alam demokrasi. Dan beberapa partai politik dengan cara  pandang masing-masing sudah menyebut-nyebut nama sosok yang akan memjadi capresnya. Diantaranya adalah Anies Rasyid Baswedan yang secara resmi sudah dimumkakn sebagai capres Partai Nasdem, dan bukti respon positif Anies terhadap sikap dan keputusan politik Nasdem ini Aniespun sudah melakukan safari silaturrahmi dengan masyarakat beberapa daerah dan disambut dengan suka cita dan suka rela oleh ribuan massa rakyat, kendati tidak ada bagi-bagi dan fasilitas ini itu kepada masyarakat yang menyambutnya. Sosok dan kualitas Anies sudah dikenal dan difahami oleh masyarakat sehingga dengan antusias, suka rela dan sukacita menybut kedatangannya.

Terhadapa fenomena sosok Anies ini saya tidak berkeinginan membanding-bandingkan aple to aple dengan nama-nama yang lain, tetapi berdasarkan rekam jajak Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies sudah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan meminjam istilah Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karavian Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta lima tahun telah menyelesaikan tugas dengan husnul khatimah. Menurut saya ini adalah satu tolok ukur sosok dan kualitas Anies sehangga ia mendapat respon begitu meriah dari publik setiap melakukan silaturrahmi dan dengan penampilan yang simpatik, santun, cerdas, bahasa yang jelas dan bernas menyampaikan gagasan dan pikiran, visi dan misinya kepada publik berkaitan dengan perubahan untuk perbaikan negeri ini di masa yang akan datang.

Anies sebagai capres 2024-2029, sudah sangat pantas, ini berdasarkan rekam jejak selama menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta dan apabila DKI Jakarta itu diibaratkan sebagai miniatur Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai agama dan suku yang ada di Indonesia, betapa faktanya Anies telah membuktikan kepemimpinannya sebagai negarawan. Melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional, bekerja susuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai ikhtiar mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat, berani, tegas dan bertanggungjawab, adil, demokratis, pro-rakyat, menghargai dan memuliakan semua masyarkat tanpa diskriminatif, berintegritas, komunikatif, transparan, ramah dan santun, memiliki kompetensi, cerdas, kreatif dan inovatif.

Berdasarkan fakta dan rekam jejak yang demikian, saya menilai Anies sudah berusaha dengan sungguh-sungguh meneladani kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulilllah Muhammad saw, dan ini tidak terlepas dari nasab, lingkungan, jenjang pendidikan, baik pendidikan berkaitan dengan ilmu fardhu 'ain sebagai muslim, seperti kafasihan membaca ayat-ayat Quran, maupun ilmu fardhu kifayah di dalam dan luar negeri sampai mendapar gelar Doktor. Last but not least Anies Baswedan adalah seratus persen kader umat tulen. Kiprah Anies dalam interaksi dan pergaulan dengan sesama dan sebagai pemimpin masyarakat yang heterogen telah menampilkan Islam rahmatan lil 'alamin, dan sejatinya memang demikian, karena Islam yang dibawa oleh Rasulullah terakhir Muhammad saw mempersembahkan  rahmat dan kasih sayang bagi suluruh alam (QS, al-Anbiyaa', ayat 107).

Menurut saya sebagai muslim dan salah  seorang umat PPP, berdasarkan uraian di atas, di antara nama-nama yang sudah beredar akhir-akhir ini hanya Anies Rasyid Baswedan sebagai Capres yang harus didukung dan dipilih oleh PPP dan umat PPP, karena sosok dan rekam jejaknya selain klop dengan filosofi nomor urut 17 PPP, juga klop dan dapat menyatu dengan butir-butir Rukun Khidmat dan Prinsip Perjuangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai berasaskan Islam, warisan ulama dan belambang Ka'bah.

Majelis Syari'ah PPP

Hormat dan ta'zhim saya kepada almukarramiin wal muhtaramiin para Ulama, Ajengan, Kiyai, Tuan Guru dan Teungku-Teungku fongsionaris Majelis Syari'ah PPP di semua tingkatan kepengurus, bahwa saya yakin dan percaya almukarramuun wal muhtaramuun sudah merumuskan dan menetapkan  konsep dan pedoman syar'iyyah sebagai panduan dan rambu-rambu bagi umat PPP ketika melakukan aktifatas dan kerja-karja politik niscaya sesuai dengan jatididiri, karakter, identitas, dan idelogi PPP, partai warisan Ulama, berasaskan Islam dan berlambang kabah.

Saya yakin pula institusi Majelis Syariah ini cukup berwibawa dan dihormati oleh umat PPP,  terutama pengurus harian partai sehingga menjadi panduan dan konsisten  melaksanakannya ketika mengelola organisasi dan menjalankan program, aktifitas dan kerja-kerja politik partai, apakah berkaitan dengan rutinitas perjalanan roda organiasi maupun agenda politik limatahunan, seperti pemilihan anggota legislatif dan aksekutif di semua tingkatan pemerintahan dengan berbagai nomenklaturnya, wabil khusus berkaitan dengan dukungan kepada Capres 2024-2029, mudah-mudahan PPP dan umat PPP mendukung dan memilih Capres yang klop dan dapat menyatu dengan filosofi nomor urut 17, jatidiri, karakter, identitas dan ideologi PPP. 

Allaahumma innii qad ballaghtu, allaahumma fasyhad. 

| Penulis adalah bekas DPD RI dari Aceh dan Anggota Forum Ka'bah Membangun (FKM).