Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi Forum Jurnalis Aceh, Munandar Syamsuddin, mengkritik buruknya distribusi data bencana banjir di sejumlah daerah di Aceh. Dia menyarankan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi secara maksimal.
- Pengelolaan Barang Bukti TPLHK Satwa Digunakan untuk Penelitian
- Diskusi Film Demi Sawit, Penyelamatan Rawa Singkil jadi Bahasan Utama
- Film Dokumenter "Demi Sawit" Ungkap Fakta Kerusakan SM Rawa Singkil
Baca Juga
"Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Januari 2022.
BPBA sebagai pemangku data kebencanaan, kata Munandar, seharusnya memperbarui data bencana setiap hari agar media massa dapat memberitakan peristiwa lebih akurat. Munandar juga berharap BPBA menyediakan data lewat satu pintu.
“Agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data akan membuat publik bingung,” kata Munandar.
Munandar mengatakan di era digital, seharusnya penyediaan data semakin mudah. Jika tidak bisa dikirimkan ke grup jurnalis, BPBA dapat menggunakan kanal youtube, instagram, atau akun media sosial lain nanti pada jam tertentu untuk diakses.
Munandar mengatakan penyediaan data berkala juga meringankan kerja-kerja Kepala BPBA. Sehingga mereka tidak perlu melayani jurnalis satu per satu jika hanya ingin mendapatkan data terbaru terkait banjir.
"Pemberitaan yang presisi penting agar tidak menyesatkan informasi bagi publik. Namun, untuk menyajikan data yang presisi perlu keterbukaan dari instansi terkait," ujar Munandar.
- Seekor Harimau Sumatera Muncul di Kawasan Mata Ie Aceh Besar
- 38.211 Orang Keluar-Masuk Sabang Selama Libur Lebaran
- Tiga Hektare Lahan di Aceh Tenggara Hangus Terbakar