FJL Pertanyakan Tingkat Keamanan Pengangkutan Batu Bara Milik PT Mifa

Tumpahan batu bara PT Mifa Bersaudara yang dikumpulkan oleh masyarakat Meureubo Aceh Barat. Foto: FJL/Ist.
Tumpahan batu bara PT Mifa Bersaudara yang dikumpulkan oleh masyarakat Meureubo Aceh Barat. Foto: FJL/Ist.

Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh mempertanyakan tingkat keamanan pengangkutan batu bara milik PT. Mifa Bersaudara. Pasalnya batu bara yang diangkut oleh perusahaan tambang itu kembali tumpah di pesisir pantai Desa Peunaga Rayeuk, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat pada Selasa, 14 Maret 2023 kemarin.


Koordinator FJL Aceh, Munandar mengatakan kejadian tumpahnya batu bara milik PT MIFA, bukan kali pertama terjadi. Kondisi serupa  sudah berulang terjadi saban tahun.

Tumpahnya batu bara tersebut mengakibatkan kerusakan terumbu karang di kawasan Aceh Barat dan Nagan Raya dan juga kerusakan lingkungan. Selain itu kondisi mata pencarian nelayan setempat juga semakin terganggu.

“Apakah cukup dengan kompensasi dan ganti rugi kepada masayarakat nelayan, lalu bagaimana dengan tanggung jawab mereka menjaga lingkungan?,” kata Koordinator FJL Aceh, Munandar, dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 Maret 2023.

Berdasarkan kondisi tersebut, FJL, kata Munandar, mendesak Pemerintah Aceh untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan itu. Pemerintah juga harus menagih tanggung jawab mereka dalam menjaga lingkungan sekitar.

Sementara itu, Keuchik Peunaga Rayeuk, Kecamatan Meurebo, Zainal Abidin mengatakan bahwa sejak ada batu bara di laut pendapatan masyarakat nelayan berkurang. Dulu setiap musim timur ikan jenis beranda banyak, tapi saat ini tidak tidak lagi.

Seharusnya pada musim angin timur seperti saat ini menjadi berkah bagi nelayan pesisir, yang biasanya menangkap ikan beranda menggunakan jaring.

“Sekarang nelayan yang menggunakan jaring dalam beberapa tahun ini tidak mendapatkan ikan beranda,” ujar Zaenal.