Generasi yang Lahir pada Tahun 2020 akan Menghadapi Cuaca Ekstrem Tujuh Kali Lebih Parah

Kebakaran hutan di Yunani. Foto: Reuters
Kebakaran hutan di Yunani. Foto: Reuters

Peristiwa iklim ekstrem akibat pemanasan global semakin buruk setiap tahunnya. Generasi muda akan menjadi korban paling terdampak.


Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Science baru-baru ini menunjukkan, anak-anak yang lahir pada tahun 2020 akan mengalami peristiwa iklim ekstrem dengan intensitas dua hingga tujuh kali lebih tinggi daripada mereka yang lahir pada tahun 1960.

Seperti yang dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, dijelaskan bahwa ketika generasi yang lebih tua mengalami rata-rata sekitar empat gelombang musim panas ekstrem selama hidup mereka, angka lebih tinggi akan dihadapi generasi muda.

Dengan laju pemanasan global saat ini dan kurangnya kebijakan nasional yang bersifat preventif, maka gelombang panas, kekeringan, gagal panen, banjir, kebakaran hutan dan siklon tropis kemungkinan akan meningkat dalam frekuensi, intensitas dan durasi.

Seiring dengan meningkatnya risiko, para peneliti telah menggarisbawahi bahwa anak-anak dari generasi muda di berbagai wilayah di dunia diperkirakan akan sangat terancam oleh perubahan iklim.

Studi menunjukkan bahwa orang yang lebih muda dari 25 tahun pada 2020 di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti negara-negara di Timur Tengah dan Afrika utara, memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami iklim yang memburuk daripada rekan-rekan di negara-negara yang lebih maju.

Para peneliti menentukan temuan mereka menggunakan data dari laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim tahun 2021.

Studi ini muncul ketika para aktivis muda berkumpul di Milan, Italia untuk menggelar KTT Youth4Climate. Sementara pada akhir Oktober, para pemimpin dunia akan memulai KTT Perubahan Iklim di Glasgow, Skotlandia.