Gereja Katolik Ungkap 506 Laporan Pelecehan Seksual terhadap Anak

Ilustrasi: net.
Ilustrasi: net.

Gereja Katolik Spanyol mengungkap laporan 506 kasus pelecehan seks terhadap anak. Laporan ini disebut diterima dalam dua tahun terakhir. Pelecehan seksual terhadap ratusan anak yang dilakukan oleh anggota klerusnya. Praktik ini diperkirakan terjadi sejak 80 tahun lalu.


Seperti dilaporkan AFP, pertengahan Maret lalu, laporan tersebut diterima melalui prosedur pengaduan yang diluncurkan pada 2020 lalu. Prosedur pengaduan ini dibuat untuk menelisik kasus pelecehan seksual ini. 

“Dalam dua tahun terakhir, kami menerima informasi atau keluhan tentang 506 kasus,” kata Luis Arguello, Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja CEE yang beranggotakan para uskup terkemuka Spanyol, dalam sebuah konferensi pers. 

Penyelidikan terhadap pelanggaran kekerasan pada anak dapat dilakukan pemerintah atau pihak gereja sendiri. Hal ini tidak pernah terungkap sebelumnya. Sepekan setelah itu, anggota parlemen mendukung pembentukan komite ahli independen untuk menyelidiki pelanggaran tersebut. Tak lama kemudian, gereja menawarkan pembaruan baru tentang jumlah kasus.

Pada 2020, Spanyol membuka 202 kantor untuk memberikan perlindungan anak dan pencegahan pelecehan. Vatikan mengharuskan setiap keuskupan Katolik di seluruh dunia memiliki kantor atau sistem untuk melaporkan pelecehan.

Dari laporan baru, sebagian besar, 300 di antaranya, berhubungan dengan insiden yang terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu. Dan dalam 103 kasus, tersangka pelaku meninggal dunia. 

Lama dituduh oleh para korban penghalang dan penyangkalan, Gereja Spanyol mengatakan setahun yang lalu bahwa mereka mendaftarkan 220 kasus setelah dua dekade penyelidikan oleh Kongregasi untuk Doktrin Iman (CDF) Vatikan, yang menyelidiki pelecehan seksual itu.

Pada akhir 2021, angka itu meningkat 14 menjadi 234. Arguello menjelaskan itu hanya mencakup tuduhan yang melibatkan imam dan tidak termasuk kasus yang berkaitan dengan anggota klerus atau anggota lain.

Dari 506 kasus pelecehan yang terungkap selama dua tahun terakhir, beberapa di antaranya berusia 80 tahun. Termasuk tuduhan terhadap anggota gereja atau ordo agama Katolik lainnya.

“Keluhan merujuk pada pendeta, imam, pastor paroki, anggota ordo religius, kurator dan pejabat ditahbiskan lainnya serta anggota awam yang bertugas di dalam gereja,” kata Arguello.

Secara historis, Spanyol menjadi negara mayoritas Katolik di mana sekitar 55 persen dari populasi mengidentifikasi diri sebagai Katolik Roma. 1,5 juta anak belajar di 2.500 sekolah Katolik.

Tanpa statistik resmi tentang pelecehan seks anak di dalam gereja, El Pais, sebuah surat kabar di Spanyol, mulai menyelidiki tuduhan pada 2018. Sejak itu mereka menerima rincian 611 kasus individu yang melibatkan 1.246 korban. Beberapa di antaranya berasal dari tahun 1930-an.

Arguello mengatakan gereja akan membantu panel investigasi. Mereka bersedia memberikan semua informasi yang tersedia tentang kasus-kasus yang diselidiki.

“Saya meyakinkan Anda bahwa kami memiliki yang paling dipertaruhkan dalam mengetahui kebenaran,” kata Arguello. “Kami ingin kebenaran bersinar dengan jelas sehingga tidak ada serigala yang bisa berpakaian seperti domba dan melayani sebagai pendeta.”

Bulan lalu, Gereja mengambil langkah pertama untuk mengatasi pelecehan klerus dengan melibatkan pengacara untuk melakukan penyelidikan yang akan mengambil petunjuk dari penyelidikan serupa di Prancis dan Jerman.