Gubernur Nova: Sektor Pertanian Jadi Penyangga Ekonomi di Masa Pandemi

Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Foto: ist.
Gubernur Aceh Nova Iriansyah. Foto: ist.

Gubernur Aceh mengatakan Pemerintah Aceh melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis pangan. Satu di antaranya adalah dengan mencanangkan Program Gerakan Aceh Mandiri Pangan (Gampang) sejak pertengahan tahun lalu.


"Melalui gerakan ini, Pemerintah Aceh mengimbau pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah gampong/desa untuk fokus memanfaatkan anggaran melalui APBK dan dana desa untuk mendukung program dan kegiatan yang berkaitan dengan ketahanan pangan," kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah diskusi virtual yang digelar Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh (Ikamapa-Bogor) bertajuk “Bagaimana Pertanian Aceh Bertahan di Tengah Pandemi COVID 19”, Jumat, 2 Juli 2021.

Nova mengatakan Pemerintah Aceh menyadari bahwa sektor pertanian terutama berkaitan dengan ketahanan pangan. Hal ini, kata Nova, sama penting dengan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, sektor pertanian disebut merupakan penyangga (buffer sector) di masa pandemi ini.

Nova mengatakan pemerintah harus melakukan pembangunan yang seimbang antara kesehatan dan pemulihan ekonomi, salah satunya di bidang pertanian. Tanpa intervensi pemerintah di dua sektor ini, kata Nova, upaya menahan laju penyebaran Covid-19 akan semakin berpengaruh pada sektor lain. 

Nova juga mengataka bahwa PPKM akan berpengaruh terhadap rantai pasok sektor pertanian yang berpengaruh terhadap pendapatan petani dan kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.

Namun Nova juga menyakini bahwa krisis ini membuka jendela kesempatan untuk merevitalisasi sektor pertanian. Terbukti, kata Nova, sektor pertanian, dapat berperan sebagai jaring pengaman sosial.

Pemerintah Aceh, kata Nova, menyambut baik diskusi ini. Dia mengatakan sektor pertanian masih menjadi penyumbang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh. Bahkan dalam visi dan misi Pemerintah Aceh, khususnya tentang kedaulatan dan ketahanan pangan, dilaksanakan sejumlah program unggulan Aceh Hebat, seperti Aceh Troe, Aceh Meugoe dan Meulaot.

Semua program itu, kata Nova, dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, yang akhirnya diharapkan akan meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan. 

Meski, kata dia, banyak tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan hal itu. Khusus untuk sektor pertanian, kata Nova, pada awal pandemi, FAO sudah memperingatkan semua negara tentang kemungkinan terjadinya krisis pangan global akibat pandemi ini.

“Dalam dua tahun terakhir ini, tantangan terbesar yang kita hadapi adalah terjadinya pandemi COVID-19, yang bukan saja berdampak pada sektor kesehatan semata, tetapi juga telah berdampak kepada sektor-sektor lainnya, termasuk sektor pertanian," kata Nova.

Diskusi yang berlangsung di Aula Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh itu dibuka Nova secara daring dari Rumah Dinas di kawasan Blang Padang, Banda Aceh. 

Acara itu menghadirkan tiga pemateri. Mereka adalah Kadistanbun Aceh Cut Huzaimah, Kadis Kelautan dan Perikanan Aceh Aliman, dan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Profesor Abubakar. 

Selain itu acara tersebut diikuti Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan A Hanan, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh Almuniza Kamal serta sejumlah mahasiswa.

Ketua IKAMAPA Bogor, Muhammad Nizam Auza, berharap acara ini dapat menghadirkan masukan dan solusi untuk dunia pertanian di Aceh, khususnya untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19.

"Berbagai ide, gagasan, dan solusi yang konstruktif dan implementatif diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam membangun sektor pertanian Aceh, khususnya di masa Pandemi COVID-19," ujar Nizam.