Harga Sawit Tembus Rp 2000 Lebih Per Kg, Petani Tetap Menjerit

Patani sawit. Foto: net
Patani sawit. Foto: net

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara, Kastabuna, mengatakan saat ini harga tanda buah segar (TBS) sawit memang meningkat. Bahkan melebihi Rp 2000 per kilogram (Kg). Namun, harga pupuk juga meningkat.


“Harga pupuk melonjak. Sedangkan harga sawit kenaikannya tidak terlalu tinggi. Tidak akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani sawit lebih baik,” kata Kastabuna kepada Kantor Berita RMOLAceh, Rabu, 14 Oktober 2021.

Kastabuna meminta pemerintah daerah harus menuntaskan persoalan tersebut. Jangan sampai, kasus serupa terjadi berulang. Harus ada solusi dan mencari jalan keluar.

Kastabuna mengatakan kenaikan harga beli TBS sawit karena eningkatnya permintaan CPO. Saat ini, kata dia, harga TBS sawit mencapai Rp 2.500 per Kg.

“Karena hanya dua pabrik disini. Sedangkah PT Satria Agung harga dibeli tetap sama Rp 2.500 per kilogram,” kata Kastabuna.

Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, Sekretris umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Fadhli Ali, mengatakan saat ini petani sawit di seluruh daerah di Aceh mengalami kelangkaan pupuk. Untuk itu, kata dia, pemerintah harus mengembang inovasi penggunaan pupuk organik.

“Pupuknya harus berbahan baku lokal dan dihasilkan tenaga lokal untuk mendukung ketersediaan pupuk yang murah dan berkualitas di Aceh,” kata Fadhli Ali.

Menurut Fadhli, sumber daya manusia di Aceh ramai, pemerintah harus bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk mengahadirkan pupuk berbahan dasar organik demi mengatasi kelakangkaan pupuk.  

“Di kampus-kampus Aceh ramai profesor dan doktor yang memiliki berbagai ilmu yang berkaitan dengan tanaman, pupuk dan lain-lain yang dapat dibangun senergi oleh pemerintah daerah,” kata Fadhli.

Fadhli menyebutkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang tinggi dan diikuti dengan harga pupuk yang tinggi, tidak akan meningkatkan kesejahteraan petani. Ditambah, kata dia, produksi TBS kelapa sawit yang menurun.

“Harga pupuk naik jadi tinggi itu bukan hanya pada tingkat distributor, tapi pada tingkat petani (eceran) jadi lebih mahal,” kata Fadhli.

Oleh karena itu, kata Fadhli, pemerintah daerah hendak memperhatikan terhadap masalah itu. Jangan sampai, kejadian tersebut terjadi berulang-ulang.

Di sisi lain, Fadhli mengungkapkan harga beli sawit di tingkat petani masih di bawah Rp 2000. Padahal, harga beli sawit di pabrik sudah melebih Rp 2000.

“Harga TBS di Aceh sudah tembus di atas Rp 2000 itu kan harga papan, harga PKS terima dari suplayer. Sedangkan harga pada tingkat petani rata-rata masih dibawah Rp 2000. Sangat berbeda dialami dengan petani diluar Aceh,” kata Fadhli.

Laporan Fauzan