ICGR Minta Pemerintah Selamatkan 120 Pengungsi Rohingya

Pengungsi Rohingya di atas kapal yang mengalami kerusakan mesin di Bireuen. Foto: Ist
Pengungsi Rohingya di atas kapal yang mengalami kerusakan mesin di Bireuen. Foto: Ist

International Concern Group for Rohingyas (ICGR) mendesak Pemerintah Indonesia menyelamatkan pengungsi Rohingya ini yang terombang-ambing di laut Bireuen. Mereka terkatung-katung sejak Ahad lalu.


ICGR Secretary General, Adli Abdullah, mengatakan 120 orang pengungsi Rphingya itu terdiri dari 51 anak-anak dan 60 wanita dan 9 pria. Adli Abdullah mengatakan pemerintah seharusnya tak perlu ragu untuk menyelamatkan mereka. Mereka, kata dia, berhadapan pada persoalan hidup atau mati. 

"Apapun alasannya kita harus selamatkan mereka untuk tujuan kemanusiaan. Mohon jangan kriminalkan nelayan dan Panglima Laot," kata Adli Abdullah. Rabu, 29 Desember 2021.

Adli Abdullah mengatakan nelayan setempat hanya ingin menyelamatkan manusia perahu etnis Rohingya itu. Hal ini sesuai dengan adat dan istiadat Aceh memberikan bantuan kemanusiaan kepada sesama manusia.

Adli mengatakan Polairud, TNI Angkatan Laut, dan pemerintah daerah serta pusat harus segera menyelamatkan para pengungsi Rohingya. Mereka, kata Adli Abdullah, berbulan-bulan berada di laut lepas. 

ICGR juga mendesak agar negara-negara di Asia Tenggara proaktif membantu menyelesaikan permasalahan pengungsi Rohingya. Karena urusan ini, kata dia, berpotensi mengganggu kestabilan kawasan. Setiap tahun, kata Adli Abdullah, selalu saja ditemukan manusia perahu yang terkatung-katung di lautan. 

"Tak ada orang yang senang mengungsi kalau tidak ada masalah di negaranya," kata Adli Abdullah.

Sebanyak 120 orang pengungsi asal Rohingya terombang-ambing di perairan Bireuen. Keberadaan mereka diketahui oleh nelayan lokal. Namun kapal yang membawa mereka tidak diizinkan berlabuh oleh otoritas keamanan. Perahu mereka ditambatkan di rumpon milik nelayan.