Indikator Penghubung Pasar

Ilustrasi. Foto : net.
Ilustrasi. Foto : net.

SUKU bunga pinjaman bank persero di Indonesia untuk modal kerja, modal investasi, dan konsumsi yang diberikan kepada debitur secara umum menunjukkan tren yang menurun pada periode analisis Januari tahun 2016 hingga April tahun 2022.

Artinya, kondisi pasar kredit relatif semakin kondusif, sekalipun suku bunga pinjaman yang terjadi masih tergolong tinggi dan tidak menganut suku bunga riil negatif.

Indeks Harga Saham Gabungan pada periode analisis yang sama, juga memperlihatkan tren yang meningkat dengan volatilitas secara umum relatif rendah.

Artinya, tidak ada guncangan yang dapat membuat pasar modal di Indonesia berada pada kondisi memburuk, melainkan terjadi peningkatan tambahan modal investasi pada perusahaan swasta dan BUMN yang telah melakukan go public.

Potensi instabilitas pada indikator penghubung pasar antara ekspor dan impor mulai terlihat pada guncangan volatilitas berdasarkan perkembangan kurs tengah nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar AS pada periode analisis yang sama di atas. Juga atas guncangan pada laju inflasi year on year, yang secara bergelombang meningkat.

Potensi terbentuknya guncangan krisis ekonomi dari mekanisme transmisi pasar global terlihat secara spot pada kurs tengah nilai tukar mata uang sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka. Juga sudah masuk melalui mekanisme harga konsumen yang mulai melebihi ambang batas target inflasi 3 plus minus 1 (persen).

Akan tetapi guncangan nilai tukar rupiah hari ini masih lebih rendah dibandingkan posisi 27 Maret tahun tahun 2020 yang terdepresiasi hingga Rp 16.100 per dolar AS.

Artinya, fundamental perekonomian Indonesia saat masih relatif kuat dalam menahan transmisi impor laju inflasi tinggi dari luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, yang laju inflasi tingginya mencapai sebesar 8,8 persen year on year per Juni tahun 2022.

Persoalannya adalah depresiasi nilai tukar rupiah dan laju inflasi itu perlu dijaga terhadap manuver keras dari para spekulator di pasar komoditas untuk uang dan komoditas lainnya ke pasar sektor riil, agar sesuai target UU APBN. Untuk hal itu, pengorbanan yang dilakukan adalah dengan melakukan intervensi pasar sedemikian rupa.

Akibat intervensi ke pasar uang dan pasar sektor riil tersebut, telah membuat turunnya cadangan devisa dari 8,4 per triwulan II tahun 2020 menjadi 6,96 per triwulan I tahun 2022.

Jumlah cadangan devisa tadi setara untuk lama bulan impor dan pembayaran hutang luar negeri pemerintah.

Oleh karena itu dinamika volatilitas kegiatan spekulasi di pasar uang dan bursa komoditas pasar spot dan kontrak berjangka future perlu dijaga, agar tidak mempercepat terbentuknya krisis moneter dan krisis ekonomi di Indonesia.

| Peneliti Indef dan Pengajar Universitas Indonesia.