Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh, Iqbal Piyeung, menolak keras pemangkasan bandara internasional. Apalagi nantinya Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) masuk dalam list pemangkasan tersebut.
- Rapat dengan DPR, Sri Mulyani Akui Kemenkeu Perlu Diperbaiki
- Sekda Aceh Serahkan LKPA Tahun 2022 kepada BPK RI
- Pemerintah Aceh Instruksikan SKPA Gunakan Aplikasi Srikandi
Baca Juga
Menurut Iqbal, apabila wacana pemangkasan itu terealisasi, maka perekonomian Aceh semakin hancur dan terpuruk. Otomatis, kata dia, meningkatkan angka kemiskinan.
"Karena angka kemiskinan sudah meningkat dan pertumbuhan ekonomi menurun," kata Iqbal kepada Kantor Berita RMOLAceh, Senin, 6 Februari 2023.
Iqbal menilai, jika kebijakan pemangkasan bandara internasional itu dilaksanakan, pemerintah tidak tidak pro terhadap Aceh. "Aceh tambah hancur, apakah ini yang diinginkan Pemerintah Pusat?" ujar Iqbal.
Iqbal menjelaskan, secara tidak lansung pemerintah menginginkan Aceh bergantung dengan Sumatera Utara (Sumut). "Jadi kalau orang Aceh ke Malaysia, harus melalui Medan. Semua harus melalui Medan," sebut dia.
Padahal, kata Iqbal, andalan Aceh saat ini dalam penerbangan internasional adalah pelancong dari negeri jiran. Dia berharap, pemerintah harus mengurung wacana tersebut.
Di sisi lain, Iqbal mengatakan, Pemerintah Aceh harus menolak kebijakan pemangkasan bandara internasional tersebut. Sebab merugikan Aceh.
"Jangan datang menteri ke sini tujuan menutup SIM sebagai bandara internasional," ujar dia.
- Reza Saputra Dilantik jadi Kepala BPKA
- Pemerintah Aceh Pastikan akan Tetap Gelar Pawai Takbir Keliling Idul Fitri 1445 H
- Pj Gubernur Minta BPBD Se Aceh Aktifkan Posko Siaga Bencana Saat Libur Lebaran